Pelepas Rindu Dayak Kota

Edisi: 40/43 / Tanggal : 2014-12-07 / Halaman : 150 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


MATAHARI belum juga menunjukkan wajahnya di ufuk timur Kota Malinau ketika rombongan L-300 bak terbuka beriring merapat di tepi Jalan Raja Pandita, Desa Tanjung Belimbing. Mobil-mobil itu tampak kecil sekali. Bukan karena hari masih gelap, melainkan tumpukan sayur di dalamnya harus berebut tempat dengan belasan ibu-ibu yang berjubel sembari berpegangan pada besi tepian bak.

Mereka adalah rombongan warga Desa Setulang. Saban Selasa dan Jumat, mereka meninggalkan desa sejak pagi buta, menempuh satu jam perjalanan ke utara, untuk menggelar pasar tradisional. "Karena penjualnya kebanyakan ibu-ibu, pasar ini disebut Pasar Inai," ujar Kartini Yosef, warga Kampung Pelita, Kabupaten Malinau, yang telah menunggu pasar digelar. Inai adalah bahasa Dayak yang berarti ibu.

Kartini sebenarnya kelahiran Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Namun perempuan Dayak Ngaju ini sudah dua dekade tinggal di Malinau bersama suaminya yang berasal dari Dayak Lundaye. Bagi orang Dayak di kota, kata Kartini, Pasar Inai selalu ditunggu. "Pasar ini pelepas rindu jika kami kangen bahan-bahan dapur zaman dulu." Pantas saja hingga pasar yang hanya berupa jalanan kecil di tepi Sungai Malinau itu penuh dalam sekejap.

Warga Setulang rupanya tak hanya memanfaatkan hutan sebagai sumber pangan mereka…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…