Intrik Politik Calon Kepala Polri

Edisi: 46/43 / Tanggal : 2015-01-18 / Halaman : 25 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


ADA yang tak beres dalam mekanisme suksesi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Kasakkusuk, intrik, dan aksi saling jegal yang gaduh menjelang pergantian pemimpin Kepolisian ini menunjukkan ketidaknormalan itu. Setiap kandidat seakanakan meyakini: menggalang lobi lebih penting ketimbang kinerja, mencari beking dianggap mujarab untuk menghapus cacat pada rekam jejak masa lalu.

Ketidakberesan ini menghalangi peluang terpilihnya pemimpin paling berkualitas di Markas Besar Kepolisian. Berbeda dengan menteri, Kepala Polri—seperti Panglima Tentara Nasional Indonesia—bukanlah pejabat yang ditunjuk secara politik (political appointee) sehingga bisa dipungut dari sembarang tempat. UndangUndang Kepolisian menyebutkan calon Kapolri adalah perwira tinggi aktif yang diangkat dengan mempertimbangkan faktor jenjang kepangkatan dan karier.

Jenderal Sutarman, Kapolri saat ini, akan pensiun sembilan bulan lagi. Maka sebenarnya Komisi Kepolisian Nasional, yang diketuai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, tak perlu pagipagi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.