Presiden Joko Widodo: Keputusan Ada Pada Saya

Edisi: 49/43 / Tanggal : 2015-02-08 / Halaman : 58 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM LAPSUS, ,


PADA hari keseratus pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, 27 Januari lalu, Istana "gonjang-ganjing". Pemicunya adalah penggantian Kepala Kepolisian RI. Calon yang diajukan Jokowi, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, ditentang banyak pihak karena diduga memiliki rekening mencurigakan. Meski Budi sudah dinyatakan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Presiden tidak menarik pencalonannya. Ada tekanan kuat dari partai-partai pendukungnya, PDI Perjuangan dan Partai NasDem, agar Budi tetap dilantik.

Presiden dipuji ketika memilih menteri karena melibatkan KPK serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Namun ia dikritik karena memilih Budi dan Jaksa Agung H.M. Prasetyo tanpa verifikasi Komisi. Sebelum menjadi Jaksa Agung, Prasetyo adalah legislator Partai NasDem.

Masalah semakin pelik saat Kepolisian melakukan serangan balik dengan menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto serta memproses perkara pemimpin KPK lainnya. Di tengah panasnya konflik KPK versus Kepolisian, Jokowi rupanya mencoba melakukan "perlawanan". Pada 25 Januari lalu, di status Facebook-nya, ia menulis, "Suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti…." Segala kekuatan jahat akan hancur oleh kebaikan atau kelembutan hati.

Kesan bahwa dia mencari dukungan politik semakin kuat lantaran ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Bogor pada Kamis pekan lalu. Seolah-olah itu sebuah pesan khusus yang hendak disampaikan kepada partai pendukungnya yang terus mendesaknya agar segera melantik Budi. Jokowi bahkan mengungkapkan secara terbuka kepada Tim Sembilan-tokoh masyarakat yang ia kumpulkan untuk mencari masukan buat mengatasi kisruh pemilihan Kepala Polri-bahwa bukan dia yang berinisiatif mencalonkan Budi.

Jumat pekan lalu, Tempo menemui Jokowi. Dengan rambut belah samping dan sedikit berantakan, Jokowi mengambil tempat duduk di ujung meja di salah satu ruangan Istana Merdeka, Jakarta. Dia melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai: berbicara tentang kisruh pengangkatan Kapolri, tekanan partai, dan Megawati Soekarnoputri. Meski tidak terdengar marah, dalam wawancara satu jam itu, ia menyuarakan ketidaksabarannya atas situasi kisruh yang dihadapinya. "Ini persoalan yang mudah, tapi menjadi sulit," katanya.

****
Kisruh mengenai pencalonan Budi Gunawan ini dianggap merusak kinerja pemerintahan Anda?

Menurut saya, malah baik hal seperti ini terjadi di awal, ketimbang nanti-nanti.

Anda ditekan agar segera melantik Budi?

Lihat saja, mana ada tekanan? Soal pencalonan Kepala Kepolisian, tekanannya di mana? Partai meminta (Budi) dilantik? Sampai sekarang apakah sudah saya lantik? Kan, belum.

Tapi Anda mengajukannya ke DPR, padahal publik meminta Anda menarik pencalonan Budi setelah muncul keputusan tersangka dari KPK?

Kalau memakai logika yang benar, apa yang harus dilakukan oleh…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…