Ahmad Syafii Maarif: Kalau Konflik Kpk-polri Tidak Reda, Rusak Negara Ini

Edisi: 01/44 / Tanggal : 2015-03-08 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Ali Nur Yasin, Heru Triyono,


SUHU politik memuncak ketika Ahmad Syafii Maarif mengatakan pengajuan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bukan inisiatif Presiden Joko Widodo. Pernyataan itu membuat panas kuping polisi dan politikus, termasuk Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Megawati kemudian memanggil Syafii Maarif ke rumahnya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. "Selama dua jam kami bicara," kata Ketua Tim 9-tim independen bentukan Presiden Jokowi untuk mengatasi kekisruhan Komisi Pemberantasan Korupsi dan polisi-ini.

Dalam pertemuan itu, Syafii menyampaikan kepada Megawati bahwa ia tetap ingin Budi tidak dilantik. Tapi Mega bergeming dan tetap ingin melantik ajudannya ketika ia menjadi presiden itu. Meski banyak perdebatan, Syafii memuji sikap Megawati-yang saat berdialog cenderung tanpa amarah. "Kami juga mengobrol bagaimana TK (Taufiq Kiemas, almarhum) dulu mengontrol makanannya. Kami sama-sama punya penyakit gula," ujarnya.

Setelah Budi benar-benar tidak dilantik, Buya-sapaan akrab Syafii Maarif yang berarti panggilan bapak orang Minangkabau-sepertinya belum benar-benar puas. Masih banyak, kata dia, yang harus diperjuangkan. Dan yang menurut dia harus didorong berikutnya adalah pencopotan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso. "Dia ini ngawur, tidak mengerti reserse, main tersangkakan orang saja," ucap Buya.

Kini Tim 9 pimpinannya hanya pasif menunggu arahan selanjutnya dari Presiden. Pasalnya, tugas Tim 9 tidak terikat, sehingga kalau saat ini perseteruan KPK-polisi dianggap sudah selesai, Syafii dan anggota tim lainnya tak lagi bekerja. "Kalau diminta, kami akan memberi saran. Kalau tidak, ya, sudah," ujarnya.

Syafii berdiri tepat di depan pintu rumahnya di kawasan Nogotirto, Sleman, Yogyakarta, ketika menyambut Ali Nur Yasin dan Heru Triyono dari Tempo untuk wawancara pada Kamis pekan lalu. Ia tampak bugar di usianya yang tiga bulan lagi genap 80 tahun-meski uban tampak banyak di pelipis kiri dan kanan. "Saya baru saja kedatangan rombongan Zulkifli Hasan (Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat) tadi," kata Buya, yang memakai kemeja putih motif kotak-kotak.

Kandidat Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan datang ke rumah Anda meminta restu untuk maju dalam kongres akhir pekan ini (28 Februari-2 Maret 2015) di Bali?

Orang menemui saya itu biasa. Sebelum pemilihan umum tahun kemarin, yang datang ke saya juga ramai, termasuk Pak Jokowi. Saya hanya berpesan kepada dia (Zulkifli) agar kongres berlangsung baik, tidak ada intimidasi, dan tidak saling menjegal. Saya mendukung siapa pun Ketua Umum PAN. Zul memiliki visi bagus. Dia bilang akan menjadikan PAN partai terbuka dan modern serta memberdayakan kader-kader di daerah.

Anda diundang ke Bali?

Diminta, tapi saya tidak mau datang. Buat apa?

Selama ini posisi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN selalu diberikan kepada Amien Rais sebagai pendiri partai. Tapi, dalam Kongres PAN kali ini, Ketua MPP akan dipilih oleh peserta. Anda berminat jika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…