Gubernur Bank Indonesia Agus Dermawan Wintarto Martowardojo : Kita Waspada, Tapi Tak Perlu Khawatir

Edisi: 04/44 / Tanggal : 2015-03-29 / Halaman : 124 / Rubrik : WAW / Penulis : Tomi Aryanto, Heru Triyono, Tri Artining Putri


PADA Kamis, 5 Maret 2015, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terendah sejak 1998. Saat itu rupiah ditutup di angka 13.022 terhadap dolar Amerika Serikat. Hingga pekan lalu, rupiah masih dipertukarkan pada kisaran tersebut. Namun semua perkembangan ini tidak membuat Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo panik. Ia justru meminta masyarakat tidak khawatir. "Saya nyaman saja karena ekonomi Indonesia dalam keadaan baik," ujarnya dalam wawancara dengan Tempo, Kamis pekan lalu.

Agus menjamin pelemahan rupiah pada saat ini hanya sementara. Sebab, volatilitas (perubahan-perubahan) nilai tukar rupiah terhadap mata uang Abang Sam itu masih bisa dijaga dengan baik. Dia menekankan bahwa BI akan selalu berada di pasar demi menjaga volatilitas rupiah. "Lihat peak-nya (puncak) rupiah Juni nanti, ketika pemerintah berfokus pada penguatan transaksi berjalan," katanya. Untuk memperkuat rupiah, BI juga tengah menyiapkan langkah-langkah kebijakan moneter.

Ini adalah wawancara eksklusif pertama Agus Marto dengan media dalam dua tahun terakhir ia menjabat Gubernur BI. Agus menerima Tomi Aryanto, Heru Triyono, Artining Putri, fotografer Wisnu Agung Prasetyo, dan videografer Ryan di ruang tamu tempat kerjanya di lantai 1 Gedung Thamrin Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, dalam sebuah percakapan yang berlangsung dua jam lebih.

Rupiah akhirnya tembus di angka 13 ribu per dolar. Apakah itu sudah Anda perkirakan sebelumnya?

Itu cerminan fundamental ekonomi Indonesia. Tapi rupiah kemudian tidak akan bergejolak dan akhirnya menciptakan ketidakpercayaan masyarakat. Tugas Bank Indonesia adalah menjaga volatilitas nilai tukar mata uang rupiah itu, sehingga ekonomi Indonesia mengarah ke kondisi yang lebih baik.

Sebenarnya apa faktor-faktor yang melemahkan rupiah?

Ekonomi Amerika yang menguat dan, sebaliknya, ekonomi Tiongkok melemah. Di dalam negeri, kita memiliki utang yang semakin meningkat, lalu neraca transaksi berjalan defisit. Transaksi berjalan yang defisit ini mempengaruhi nilai tukar rupiah. Pada Maret sampai Juni nanti, kebutuhan valuta asing juga akan tinggi karena banyak investor melakukan repatriasi keuntungan atau bayar utang. Itu juga menyebabkan uang banyak keluar dari Indonesia.

Berapa nilai tukar rupiah yang dianggap aman oleh Bank Indonesia?

Saya tidak bisa sebut titik nilai tukarnya. Yang pasti Bank Indonesia tetap pada kebijakan moneter ketat (mengurangi/membatasi jumlah uang beredar) agar stabilitas perekonomian yang masih dibayangi berbagai tekanan ekonomi global dan ancaman laju inflasi dari domestik ini terjaga. Kita harus berhati-hati dan belum masuk ke periode kebijakan moneter longgar.

Bank Indonesia punya level nilai tukar rupiah tertentu yang hendak dicapai?

Tidak. Sistem nilai tukar rupiah adalah mengambang, sehingga kita tidak mempunyai batas mencapai nilai tukar tertentu.

Sampai kapan pelemahan rupiah terus berlangsung?

Kalau kita berfokus dan bisa melakukan penguatan transaksi berjalan yang kini defisit, Juni nanti rupiah akan membaik. Semoga Maret sampai Juni pemerintah bisa membuktikan bahwa perizinan berjalan baik, reformasi listrik dan energi juga baik—sehingga bisa menciptakan kepercayaan. Tentunya hal itu harus tetap didukung neraca transaksi berjalan yang lebih baik.

Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…