Menteri Pemuda Dan Olahraga Imam Nahrawi : Sepak Bola Butuh Pembenahan Total
Edisi: 08/44 / Tanggal : 2015-04-26 / Halaman : 188 / Rubrik : WAW / Penulis : Isma Savitri, Rina Widiastuti,
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tengah berada di Wollongong, Australia, ketika suhu politik dunia sepak bola Indonesia menghangat, 10 April lalu. Sumber meriangnya jagat bal-balan Tanah Air itu adalah surat yang dilayangkan induk sepak bola dunia, FIFA, melalui Sekretaris Jenderal Jerome Valcke, dan ditujukan kepada Imam Nahrawi. Dalam suratnya, FIFA meminta pemerintah tak ikut campur dalam urusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Surat itu dikirim FIFA setelah muncul kisruh akibat keikutsertaan dua klub sepak bola yang tidak lolos verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dalam kompetisi Qatar National Bank League 2015 (dulu bernama Liga Super Indonesia/LSI), yakni Persebaya dan Arema Cronus. FIFA menganggap pemerintah melalui BOPI telah memaksakan syarat tambahan dalam verifikasi klub peserta kompetisi. Menurut FIFA, tugas itu adalah kewenangan PSSI selaku perpanjangan tangan federasi.
Yang membikin Imam kaget tidak cuma karena surat yang semestinya hanya diketahui dirinya, FIFA, dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) itu bocor, tapi juga karena isi surat dia anggap merupakan cerminan FIFA yang tidak utuh melihat masalah sepak bola Indonesia.
Rabu sore lalu, Imam menerima Isma Savitri, Rina Widiastuti, dan fotografer Dhemas Reviyanto dari Tempo untuk wawancara di ruang kerjanya di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kata dia, pekan ini pemerintah akan tancap gas membenahi kisruh kompetisi. Salah satunya dengan "memaksa" klub sepak bola Arema dan Persebaya secepatnya menyelesaikan konflik dualisme kepengurusan. "Kita rindu Indonesia berjaya di dalam negeri dan dunia internasional," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Dalam waktu dekat Imam segera menjawab surat FIFA untuk menjelaskan persoalan secara lengkap. Menurut dia, FIFA mesti bisa membedakan antara intervensi dan niat pemerintah yang ingin membenahi karut-marut persepakbolaan Indonesia.
FIFA melarang pemerintah RI mengintervensi liga. Anda akan menjawab apa kepada mereka?
Kami ingin memberi penjelasan utuh kepada FIFA bahwa di negara mana pun pemerintah, olahraga, dan swasta tidak bisa dipisahkan. Sebab, olahraga bukan semata pembinaan dan pembudayaan, tapi juga prestasi.
Menurut saya, harus dibedakan antara intervensi dan keinginan membenahi, sehingga ke depan pembinaan olahraga bisa sesuai dengan harapan masyarakat. Kita rindu Indonesia berjaya di dalam negeri dan dunia internasional, dan itu butuh pembenahan total. Pembinaan, organisasi, dan kompetisi harus dibingkai dalam satu kekuatan. Kalau ada persoalan, ya, harus diselesaikan dari akarnya, yakni tata kelola keolahragaan kita. Kalau FIFA tidak melihat masalah ini secara utuh, pasti persepsinya beda.
Seperti apa komunikasi pemerintah dengan FIFA, kok sepertinya dari…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…