Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin: Toleransi Harus Timbal-balik

Edisi: 16/44 / Tanggal : 2015-06-21 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Tulus Wijanarko, Isma Savitri, Erwin Prima


Para pemilik usaha tempat makan mungkin sudah berancang-ancang tetap buka selama bulan Ramadan tanpa rasa waswas. Musababnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di akun Twitter belum lama ini mencuit bahwa warung makan tak perlu dipaksa tutup karena menghormati muslim yang berpuasa. Menurut Lukman, orang yang tak berkewajiban ataupun tidak sedang berpuasa juga mesti dihormati.

Pernyataan itu menimbulkan kehebohan. Sebagian tweeps (warga Twitter) salut pada pendapat Lukman, tapi ada pula yang tak sepakat. Media massa pun tak bulat mendukung sikap politikus Partai Persatuan Pembangunan itu. Cuit soal warung makan, kata Lukman, lalu dipelintir sejumlah pihak, yang berujung pada perdebatan yang kontraproduktif.

Bukan sekali ini saja sikap dan pernyataan pria kelahiran Jakarta, 52 tahun lalu, itu berbuah perdebatan luas. Dua pekan lalu, nama Lukman kerap nongol di media massa lantaran idenya menampilkan pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa dalam peringatan Isra Mikraj di Istana Negara.

Lukman bukannya tak sadar sejumlah gagasannya yang bisa dibilang nyeleneh berujung pada perdebatan. Tapi ia mengatakan sejak awal hanya berniat mengenalkan Islam yang dekat dengan tradisi di Indonesia. "Saya hanya mencari cara menjaga tradisi Nusantara dalam nilai-nilai Islam," ujarnya saat ditemui wartawan Tempo Tulus Wijanarko, Isma Savitri, Erwin Prima, dan fotografer Aditia Noviansyah untuk wawancara di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu dua pekan lalu.

Lukman memang getol mengenalkan Islam yang "ramah". Kehidupan penuh toleransi antar-umat beragama dan Islam yang tidak hitam-putih menjadi impian Lukman. Sejak menjadi Menteri Agama tahun lalu, ia pun bergegas menggarap rancangan undang-undang tentang kerukunan umat beragama. Harapannya, undang-undang itu bisa mengurangi konflik soal agama di Indonesia. Merancang undang-undang yang mengatur hal sensitif seperti agama diakui tak mudah. "Pergulatannya panjang, tapi harus dimulai."

Anda kembali bikin heboh gara-gara tweet soal anjuran agar warung makan tetap buka saat Ramadan. Sebenarnya toleransi seperti apa yang hendak Anda sampaikan?

Jadi ada pengubahan tweet saya sehingga maknanya jadi sangat berubah. Kewajiban saya sebagai Menteri Agama adalah mengajak kaum mayoritas menghargai mereka yang tidak berpuasa, baik yang tidak berpuasa karena tidak berkewajiban untuk itu maupun yang berhalangan. Misalnya orang hamil, sedang menstruasi, ataupun musafir. Toleransi sendiri harus resiprokal. Tentu yang tidak berpuasa, apa pun alasannya, juga mesti menghormati yang berpuasa.

Tidak kapok diserang terus oleh kelompok tertentu karena dianggap terlalu berpemikiran terbuka?

Saya tidak kapok karena toleransi antarsesama adalah kewajiban semua orang. Soal toleransi itu harus dikedepankan pemaknaannya. Caranya, kita harus lebih proaktif dalam menghormati dan menghargai orang lain dibanding menuntut untuk dimengerti ataupun dipahami.

Sebelum ini juga ada kehebohan soal pembacaan Al-Quran dengan langgam Jawa. Itu ide Anda?

Tujuan saya sebenarnya semata menyampaikan kepada publik bahwa muslim Indonesia punya khazanah yang sangat kaya. Di negara lain, seperti Eropa dan Afrika, penyebaran Islam sampai menimbulkan pertumpahan darah. Sedangkan di Indonesia tidak ada setetes pun darah dalam masuknya nilai-nilai Islam. Padahal Nusantara ketika itu sudah cukup lama hidup dengan nilai-nilai Hindu dan Buddha. Bisa kita lihat Wali Songo, yang menyebarkan Islam lewat tradisi Jawa yang kental.

Mengapa kemudian soal langgam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…