Buyung, LBH, Dan Demokrasi

Edisi: 31/44 / Tanggal : 2015-10-04 / Halaman : 138 / Rubrik : OBI / Penulis : Todung Mulya Lubis, ,


Adnan Buyung Nasution atau Bang Buyung adalah sosok yang hidup di segala zaman, berkiprah dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dia tak pernah selesai. Dia menemukan tantangan dan menggerakkan pemikiran, dan semua itu didasari ideologi pegangan hidupnya: membela si miskin, membela si buta hukum, membela si tertindas. Itulah obsesi yang berkecamuk dalam pikirannya sejak dulu sampai dia mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 23 September lalu, sekitar pukul 10.15.

Beberapa hari sebelum Bang Buyung berpulang, dia sudah tahu akan pergi. Pada Minggu, 20 September lalu, dia menulis di secarik kertas kata-kata: "sekarang pergi". Anggota keluarganya yang membaca tulisan tangan itu berusaha menafsirkan arti "sekarang pergi". Saya juga belum sepenuhnya paham apa artinya. Beberapa waktu kemudian, ketika Bang Buyung melihat saya, lalu meminta secarik kertas untuk menuliskan sesuatu, saya punya firasat bahwa hari-hari terakhir tengah dilalui. Di secarik kertas itu, dia menulis: "Jagalah LBH/YLBHI. Teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin tertindas."

Saya membaca tulisan itu berkali-kali hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa inilah pernyataan pamit Bang Buyung. Dia meminta perjuangan membela si miskin tertindas diteruskan karena itu kewajiban konstitusional yang tak bisa diabaikan. Membela si miskin tertindas juga merupakan kewajiban negara dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Jelas terlihat dia tak ikhlas kalau pembelaan terhadap si miskin tertindas berhenti di tengah jalan atau dilakukan setengah-setengah, atau dilakukan hanya dengan jargon yang tak berwujud pada program penegakan keadilan substansial.

Bang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…