Propaganda di Pertempuran Surabaya

Edisi: 37/44 / Tanggal : 2015-11-15 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih,
maka selama itu, tidak akan kita mau menyerah kepada siapa pun juga...
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
(Bung Tomo, Surabaya, 9 November 1945)

GELEGAR suara itu membuat seisi kota bergerak. Para laskar terus berjuang menghalau tentara Sekutu dari tanah Surabaya. Darah tempur mereka terbakar oleh orasi Bung Tomo yang disemburkan dari sebuah bilik radio di Jalan Mawar, Surabaya. Dari bilik radio itu pula agitasi dan propaganda Sutomo menjadi menu tiap hari warga Surabaya sejak Oktober hingga November 1945.

"Pidato itu disiarkan tiap hari pukul setengah enam sore," kata Sulistina, istri Sutomo. Kalau tidak ada radio di rumah, orang menyemut di sekitar tiang pengeras suara yang tersebar di berbagai penjuru Surabaya.

Sutomo menamai radio tersebut Radio Pemberontakan. Di buku Bung Tomo: Dari 10 Nopember 1945 ke Orde Baru, Bung Tomo memberi nama Radio Pemberontakan karena cara radio tersebut didirikan penuh semangat pemberontakan.

Siaran radio itu bermula dari kecemasan Sutomo saat berkunjung ke Jakarta, satu bulan sebelumnya. Dengan mata kepala sendiri, ia menyaksikan pasukan Sekutu bebas menggertak pasukan Indonesia. Bendera Belanda berkibar di tangsi-tangsi militer bekas Jepang. Sukarno-Hatta memilih jalan diplomasi karena pasukan Indonesia tak berdaya dan minim pasokan senjata.

Tidak ingin virus itu menular ke Surabaya, Sutomo ingin agar semangat revolusi warga Surabaya tetap menyala. Apalagi mereka baru memperoleh 60 ribu pucuk senjata hasil rampasan dari gudang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…