Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso: Kalau Dipojokin, Akan Saya Buka Semua

Edisi: 42/44 / Tanggal : 2015-12-20 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Tulus Wijanarko, Tito Sianipar, Angga Wijaya


DI mana pun ditempatkan, Komisaris Jenderal Budi Waseso bagai tak henti membuat berita yang menyedot perhatian masyarakat. Begitu pula di posisinya sekarang sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Belum lama duduk di posnya tersebut--ia dilantik pada 8 September lalu--pernyataannya seputar rehabilitasi pengguna narkotik memancing polemik panjang. Terakhir, Budi melontarkan ide membangun penjara khusus bagi bandar narkotik di sebuah pulau terpencil yang dikelilingi sungai penuh buaya. "Saya serius. Bukan main-main," katanya.

Khalayak tentu ingat, ide dan tindakannya yang memancing reaksi keras banyak kalangan sudah ia lakukan sejak menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. Salah satu yang dia lakukan saat itu adalah penetapan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, sebagai tersangka. Juga memidanakan penyidik KPK, Novel Baswedan, atas kasus yang terjadi beberapa tahun lalu.

Tak sampai di situ, Budi juga menetapkan dua anggota Komisi Yudisial, Taufiqurrahman Syahuri dan Suparman Marzuki, sebagai tersangka pencemaran nama hakim Sarpin Rizaldi. Dia juga berupaya menjerat aktivis antikorupsi Denny Indrayana, Adnan Topan Husodo, dan Emerson Yuntho. Bahkan sampai berpolemik dengan tokoh Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif.

Publik menengarai, semua tindak-tanduk Budi Waseso--yang kerap disapa Buwas--itu bermuara pada kedekatannya dengan satu nama: Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Wakil Kepala Polri ini pernah dijadikan tersangka korupsi oleh KPK dalam kasus saat dia menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri 2003-2006. Tapi Budi Waseso membantah jika semua tindakannya itu disebut untuk membela Budi Gunawan. "Saya cuma meneruskan kasus-kasus yang tertunggak," ujarnya.

Selama dua jam, pada Kamis pekan lalu, Budi Waseso menjelaskan semua hal itu kepada wartawan Tempo Tulus Wijanarko, Tito Sianipar, Angga Wijaya, Raymundus Rikang, Husein Abri, fotografer Frannoto, dan videografer di kantornya di Cawang, Jakarta Timur. Gayanya tetap sama: ceplas-ceplos dan kerap memancing tawa.

* * *

Apa instruksi khusus Presiden Joko Widodo ketika menunjuk Anda sebagai Kepala BNN?

Beliau bilang lakukan pekerjaan itu sesuai dengan bidang dan tanggung jawab serta lakukan yang terbaik. Presiden bilang narkotik itu masalah serius dan harus bisa diberantas.

Anda merasa disingkirkan sebagai Kepala Bareskrim karena sebelumnya banyak disorot saat berada di pos itu?

Enggak, saya tak merasakan itu. Saya disebut bikin gaduh padahal saya tak merasa bikin gaduh. Yang bikin berita itu wartawan. Pro dan kontra dalam penegakan hukum itu biasa. Memang penegakan hukum itu banyak yang tak suka. Jadi wajar kalau saya di-bully atau dimaki. Saya anggap itu risiko yang harus saya ambil.

Bagi saya, penggantian itu biasa dan sering terjadi.Yang penting, saya tak melakukan perbuatan salah. Dibilang (saya melakukan) kriminalisasi terhadap AS (Abraham Samad, pemimpin KPK waktu itu--red.), BW (Bambang Widjojanto, pemimpin KPK), Denny Indrayana (Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia waktu itu), dan Novel Baswedan (penyidik KPK). Apakah itu kriminalisasi? Tidak. Sebab, sekarang P-21 semua. Berarti kan benar. Buktinya, jaksa menerima (berkasnya). Kalau kriminalisasi itu adalah yang tidak ada diadakan.

(Dalam catatan Tempo, berkas yang sudah lengkap [P-21] baru kasus Abraham Samad dan Novel Baswedan. Kasus Bambang Widjojanto dan Denny Indrayana belum P-21.)

Disebut kriminalisasi karena ketika itu Abraham, Bambang, dan Novel sedang menyidik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…