Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi : Kalau Swasta Tak Mau, Kami yang Menangani

Edisi: 01/45 / Tanggal : 2016-03-06 / Halaman : 132 / Rubrik : WAW / Penulis : Jobpie Sugiharto, Reza Maulana, Gadi Makitan


Dalam dua pekan terakhir ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bagai menaiki roller-coaster, sebentar berada di atas, lalu dengan cepat meluncur ke bawah. Belum lama merasakan kegembiraan karena sukses ikut menghantarkan Rio Haryanto berlaga di seri balapan Formula 1 tahun 2016, dia harus segera melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo, yang memintanya mengkaji pembekuan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Imamlah yang setahun lalu membekukan kepengurusan organisasi tertinggi bal-balan se-Indonesia itu karena ingin melakukan reformasi di sana.

Ikhtiar politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu membantu Rio sudah dimulai saat ia menyatakan pemerintah akan ikut membiayai Rio Haryanto dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan sebesar Rp 100 miliar. Ide tersebut langsung menuai polemik. Para penentang kebanyakan menilai Imam berlebihan karena dana sebesar itu hanya diperuntukkan bagi satu atlet. Tapi Imam maju terus. Ia tetap akan mengajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat, dan keputusannya akan diketuk pada April nanti.

Rio Haryanto akhirnya memang berhasil menjadi salah satu peserta di arena balap bergengsi Formula 1. Kepastian satu kursi di tim Manor Racing itu ditegaskan Direktur Pelaksana Manor Abdulla Boulsien saat bertemu dengan Imam pada pekan kedua Februari lalu. Rio pekan lalu bahkan sudah ada di atas jet daratnya dalam latihan resmi di Barcelona.

Kegembiraan atas melejitnya Rio di lintasan itu terpaksa ditahan sejenak. Imam mesti segera merumuskan langkah setelah muncul instruksi Presiden mengenai nasib pembekuan pengurus PSSI, Rabu pekan lalu.

Imam menerima wartawan Tempo Jopbie Sugiharto, Reza Maulana, Gadi Makitan, dan fotografer Aditia Noviansyah untuk sebuah wawancara di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Jumat sore dua pekan lalu. Saat itu instruksi Presiden tentang PSSI belum keluar. Tempo kemudian mengajukan pertanyaan susulan untuk merespons perkembangan dari Istana tersebut pada Jumat pekan lalu.

* * *

Rio Haryanto akhirnya bisa masuk ke Formula 1. Sepertinya cukup besar peran Kementerian?

Walah, saya enggak punya peran apa-apa. Buktinya Roy Suryo bilang menteri ini hanya menumpang saja, ha-ha-ha…. Roy Suryo pancet ae (tetap saja). Selama ini saya biarkan saja. Kecuali ketika wartawan Kompas TV bertanya kepada saya. Saya terpancing dan menjawab, "Gini ajalah. Yang penting, anjing menggonggong, khafilah berlalu."

Anda meminta Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pengajuan dana Rp 100 miliar dari APBN untuk membiayai Rio Haryanto. Apakah ini tidak berlebihan?

Iya. Begini, lho. Sesungguhnya kita tidak terlalu rugi dengan munculnya atlet seperti Rio ini. Kalau dilihat, jumlahnya memang besar. Kenapa untuk atlet lain tidak dikeluarkan juga dana sebesar itu? Ya, memang proporsinya berbeda. Kebutuhannya tidak sama. Selain itu, ketika ada alokasi untuk Rio, jatah bantuan untuk atlet lain tidak berkurang.

Ada yang bilang kenapa dana sebesar itu tidak dialokasikan untuk pendidikan atau membangun jembatan, misalnya…

Saya bukan Menteri Pekerjaan Umum, bukan Menteri Pendidikan. Saya Menteri Olahraga. Keberhasilan Rio masuk Formula 1 adalah buah perjalanan panjang, keyakinan, dan komitmennya. Pemerintah mendukung itu. Kalau nanti muncul lagi atlet seperti…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…