Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo: Indonesia Berutang Delapan Kasus Pembunuhan Jurnalis

Edisi: 07/45 / Tanggal : 2016-04-17 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Tito Sianipar, Sunudyantoro, Maria Hasugian


DEWAN Pers punya nakhoda baru: Yosep Adi Prasetyo. Pria yang akrab disapa Stanley ini menggantikan Bagir Manan, yang memegang jabatan itu sejak 2013 hingga 2016. Stanley terpilih pada 23 Maret lalu lewat pemilihan internal Dewan Pers mengalahkan lawannya, Sinyo Harry Sarundajang. Dari sembilan anggotanya, Stanley mengumpulkan lima suara.

Kesembilan anggota itu antara lain dari unsur wartawan, yakni Hendry Chairudin Bangun, Nezar Patria, dan Ratna Komala; dari unsur pimpinan perusahaan pers, yaitu Ahmad Djauhar, Jimmy Silalahi, dan Reva Deddy Utama; serta dari unsur tokoh masyarakat, yakni Imam Wahyudi, Sinyo Harry Sarundajang, dan Stanley.

Memimpin lembaga independen yang berfungsi melindungi kehidupan pers, sejumlah pekerjaan rumah sudah menumpuk di meja kerja Stanley. Salah satunya impunitas kasus pembunuhan jurnalis di berbagai daerah. "Kami punya utang delapan kasus dark number pembunuhan wartawan," kata Stanley, yang akan memimpin hingga tiga tahun mendatang.

Para jurnalis itu adalah Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin, jurnalis Harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dianiaya pada 16 Agustus 1996; Naimullah, jurnalis harian Sinar Pagi, yang ditemukan tewas di Pantai Penimbungan, Kalimantan Barat, pada 25 Juli 1997; Agus Mulyawan, jurnalis Asia Press, yang tewas pada 25 September 1999 di Timor Timur; serta Muhammad Jamaluddin, juru kamera TVRI yang bekerja dan hilang di Aceh pada 2003.

Lalu Ersa Siregar, jurnalis RCTI, yang tewas pada 29 Desember 2003 di Aceh; Herliyanto, jurnalis tabloid Delta Pos Sidoarjo, yang ditemukan tewas di hutan jati Desa Tarokan, Banyuanyar, Probolinggo, pada 29 April 2006; Ardiansyah Matra'is Wibisono, jurnalis stasiun televisi lokal di Merauke, yang ditemukan tewas pada 29 Juli 2010 di kawasan Gudang Arang, Sungai Maro, Merauke; serta Alfred Mirulewan, jurnalis tabloid Pelangi, yang ditemukan tewas pada 18 Desember 2010 di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Selain memiliki utang kasus pembunuhan, Dewan Pers mempunyai sejumlah persoalan lain yang perlu ditangani. Antara lain, maraknya pemerasan yang mengatasnamakan wartawan; keberadaan entitas pemberitaan yang kerap menyebarkan kebencian atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan; serta dilarangnya jurnalis asing meliput di Papua tak seperti di wilayah lain Indonesia.

Stanley menjelaskan semua hal tersebut dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo Tito Sianipar, Sunudyantoro, Maria Hasugian, Cheta Nilawaty, dan fotografer Franoto pada Senin pekan lalu. Dalam wawancara selama dua jam di ruang kerjanya itu, Stanley juga memberi sejumlah informasi off the record.

* * *

Bagaimana cerita Anda bisa terpilih sebagai Ketua Dewan Pers?

Dewan Pers ini harus dipimpin oleh wakil masyarakat. Kenapa wakil masyarakat? Karena harus menangani topik-topik berat. Ketika ada kasus masuk ke Dewan Pers dan kemudian terjadi ketidaksepakatan, permasalahan akan dibawa ke rapat pleno. Nah, nanti dari rapat pleno akan keluar pendapat penilaian Dewan Pers. Itu biasanya ditandatangani oleh ketua. Kalau…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…