Umar Patek : Jangan 'berjihad'di Indonesia

Edisi: 15/45 / Tanggal : 2016-06-12 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Tika Primandari, Nur Hadi,


Dengan rambut merah dan senyum merekah, Umar Patek menyambut Tempo di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Dari bilik nomor 1 Blok F, ia keluar dan menerima kami di ruang tengah blok itu pada Kamis tiga pekan lalu.

Narapidana terorisme yang punya banyak nama alias itu disebut-sebut ketika pemerintah berhasil membebaskan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina pada 1 Mei lalu. Umar, 49 tahun, mengatakan ia menawarkan diri membantu proses negosiasi kepada pemerintah Indonesia untuk pembebasan anak buah kapal Brahma 12 itu. "Saya ingin membantu karena prihatin sebagai sesama saudara warga Indonesia saja. Semuanya murni, tanpa syarat apa pun," kata pria yang punya nama asli Hisyam bin Ali Zein itu.

Umar pernah menjadi buron paling dicari oleh pemerintah Amerika Serikat dan Filipina. Bahkan Amerika menawarkan hadiah US$ 1 juta bagi siapa saja yang berhasil menangkapnya. Ia akhirnya ditangkap aparat keamanan Pakistan di Abbottabad pada 25 Januari 2011 dan diekstradisi ke Indonesia pada 11 Agustus 2011.

Umar dihukum 20 tahun penjara setelah terbukti terlibat dalam Bom Bali I. Ia ikut merakit bom yang digunakan Imam Samudra dan kawan-kawan untuk meledakkan Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, pada 12 Oktober 2002 itu.

Umar telah menjalani masa hukumannya selama lima tahun, tapi ia mengakui pola pikirnya tidak berubah. Ia masih mempercayai apa yang ia lakukan benar, kecuali saat Bom Bali I. "Saya begini kan melalui proses panjang, hasil membaca dan 'berjihad' langsung di luar negeri," kata Umar.

Ditemani Kepala Lembaga Pemasyarakatan Prasetyo dan beberapa anggota stafnya, wartawan Tempo Tika Primandari, Nur Hadi, dan fotografer Dian Triyuli Handoko menemui Umar. Dengan sorot mata yang masih tajam dan diselingi senda-gurau, Umar menceritakan ihwal strategi pembebasan sandera yang ia tawarkan kepada pemerintah, alasannya "berjihad", hingga pandangannya tentang ideologi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

* * *

Anda diminta melobi kelompok Abu Sayyaf untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera kelompok itu?

Bukan, saya tidak diminta, tapi saya yang menawarkan diri karena saya kenal dan memahami mereka berdasarkan kedekatan kami. Saya ingin mencoba melobi mereka agar para sandera dibebaskan. Saya yakin bisa membantu melobi karena tahu persis karakter dan sifat mereka. Adapun namanya tawaran, terserah mau diterima atau ditolak, kan?

Kabarnya, Anda minta pemotongan hukuman sampai sepuluh tahun sebagai imbalan karena membantu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…