Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto: Golkar Harus Bersama Dengan Pemerintah

Edisi: 16/45 / Tanggal : 2016-06-19 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Martha Warta Silaban, Wayan Agus Purnomo, Ananda Teresia


Setya Novanto menyatakan mendukung pemerintah Presiden Joko Widodo begitu terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019 dalam musyawarah nasional luar biasa di Nusa Dua, Bali, pertengahan Mei lalu. Ia beralasan, Golkar adalah partai yang berorientasi pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Menurut dia, visi itu sesuai dengan program-program yang diusung Jokowi. "Supaya pembangunan bisa diwujudkan, Golkar harus bersama dengan pemerintah," ujar Setya.

Pria kelahiran Bandung, 60 tahun silam, itu menuturkan dukungan kepada pemerintah Jokowi bukan untuk mengamankan posisinya dari jeratan hukum atas sejumlah kasus yang pernah membelitnya, di antaranya kasus "Papa Minta Saham". "Saya tidak merasa ada kasus yang memberatkan saya," tuturnya.

Setya mencapai puncak kariernya di Partai Golkar setelah berhasil meraup suara terbanyak dalam pemilihan putaran pertama. Setya meraih 277 suara, sedangkan Ade Komarudin memperoleh 173 suara. Karena Ade mundur sebelum putaran kedua berlangsung, Setya pun ditetapkan sebagai ketua umum. "Saya bersyukur masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berkontribusi di Partai Golkar. Saya sudah dihantam dan dizalimi sana-sini," katanya kepada wartawan Tempo Martha Warta Silaban, Wayan Agus Purnomo, Ananda Teresia, dan fotografer Aditia Noviansyah dalam sebuah wawancara pada Jumat dua pekan lalu.

Bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini terlihat santai selama perbincangan yang berlangsung sekitar satu setengah jam di rumahnya yang luas dan megah di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Diselingi senyum dan tawa, ia menceritakan ihwal merapatnya Golkar ke pemerintah, dukungan Golkar di pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, dan tentang rumahnya yang berlantai empat di lahan seluas 1.550 meter persegi itu.

* * *

Mengapa Anda menyebut kepengurusan di periode ini dengan akselerasi kerja?

Karena waktu kepengurusan periode ini begitu cepat, hanya tiga tahun (2016-2019). Dalam tiga tahun itu saya harus menyelesaikan agenda konsolidasi dari pusat sampai daerah. Saya enggak mau rekonsiliasi itu hanya di pusat, tapi harus sampai ke daerah. Waktunya mepet banget. Apalagi pemilihan umum presiden dan legislatif bersamaan, ditambah pilkada-pilkada. Jadi saya berpikir dengan teman-teman mengenai perlunya percepatan kerja.

Apakah Anda terinspirasi Presiden Jokowi?

Pokoknya harus sama-sama kerja seperti beliau, harus cepat.

Setelah terpilih sebagai ketua umum, Anda bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana pada 31 Mei lalu. Sempat bicara empat mata menyatakan dukungan ke pemerintah?

Ya, ramai-ramai itu.

Setelah itu, Jokowi memanggil Anda untuk berbicara empat mata?

O ya, Pak Jokowi selalu ingin bicara dari hati ke hati. Ingin lebih mengetahui masalah-masalah suasana politik parpol yang beliau dan saya ketahui. Kami saling memberikan informasi untuk program-program ke depan, khususnya masalah dengan Partai Golkar dan pemerintah.

Dalam pertemuan itu disampaikan juga dukungan Golkar kepada pemerintah Jokowi?

Proses ini dilakukan sangat panjang. Ketika saya berkeliling ke 34 provinsi, kami juga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…