Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo: Bisnis Ilegal Pasti Merapat ke Aparat Keamanan

Edisi: 25/45 / Tanggal : 2016-08-21 / Halaman : 190 / Rubrik : WAW / Penulis : Martha Warta Silaban, Hussein Abri Yusuf, Yo­hanes Paskalis


Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo membentuk tim investigasi untuk menelusuri pengakuan terpidana mati perkara narkotik, Freddy Budiman, yang mengatakan ada keterlibatan jenderal TNI bintang dua dalam bisnis haram Freddy. Pengakuan Freddy itu disampaikan kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah, pada 2014.

Haris menuliskan pengakuan Freddy itu di media sosial beberapa waktu lalu. Buntutnya, Tentara Nasional Indonesia dan Badan Narkotika Nasional melaporkan Haris ke polisi. ”Kami minta polisi memberi informasi yang fokus terhadap bintang dua itu, lalu kita lakukan cek silang bersama-sama. Kalau ada terdakwa, ya, alhamdulillah. Saya ingin bersih-bersih,” kata Gatot.

Gatot mengatakan tim investigasi sedang menelusuri informasi tersebut, termasuk meminta data ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ia menyadari lembaganya sedang disorot karena sejumlah anggota TNI terjerat kasus narkotik. ”Bisnis ilegal pasti merapat ke aparat keamanan, termasuk TNI,” ujarnya.

Di tengah kesibukannya, Gatot menerima wartawan Tempo Martha Warta Silaban, Hussein Abri Yusuf, Yo­hanes Paskalis, Sapto Yunus, dan fotografer Dhemas Reviyanto untuk wawancara khusus di kantor Panglima TNI di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu. Sekitar setengah jam sebelumnya, ia baru mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, setelah memberikan kuliah umum tentang ancaman negara di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dalam perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Gatot menjelaskan berbagai hal, dari operasi pemberantasan terorisme hingga ancaman terhadap keamanan negara. Ia didampingi Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Agung Risdhianto, Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen Wiyarto, Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI Laksamana Muda Siwi Sukma Adji, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Tatang Sulaiman, dan Wakil Asisten Intelijen Panglima TNI Brigjen Andjar Wiratma.

Kenapa TNI melaporkan Haris Azhar?

Saya berterima kasih kepada Haris, yang menyampaikan pengakuan Freddy Budiman bahwa ada keterlibatan jenderal TNI bintang dua. Dari informasi itu, saya bentuk tim investigasi yang dipimpin Letjen Setyo Sularso (Inspektur Jenderal TNI). Pelaksana hariannya Komandan Puspom. Kami mulai dari yang sekarang disidangkan, di penjara, dan yang sudah keluar dalam kasus narkotik. Karena kejadiannya tahun 2011, bisa saja bintang dua itu sudah pensiun, bisa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…