Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo, Jangan Langsung Bilang Diskresi Tak Bisa Dipidanakan

Edisi: 31/45 / Tanggal : 2016-10-02 / Halaman : 124 / Rubrik : WAW / Penulis : Anton Aprianto, Linda Trianita, Aisha Shaidra


Pandangan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo terpaku pada laptop di atas meja kerjanya. Layar 14 inci di meja jembar itu menayangkan sederet mesin perang Angkatan Laut Amerika Serikat lengkap dengan rincian anggarannya. Sumbernya adalah situs Sekretariat Angkatan Laut Amerika (SECNAV). "Semua yang kita rahasiakan di sini sudah sangat terbuka di sana (Amerika)," kata Agus dalam wawancara dengan Tempo, Kamis pekan lalu.

Ia mengatakan rincian anggaran sampai detail terkecil seperti itu dapat menutup celah kecurangan. Apalagi terpampang di situs terbuka sehingga bisa diakses banyak orang.

Dengan demikian, menurut Agus, semua warga Indonesia bisa menjadi perpanjangan tangan KPK untuk memastikan penggunaan uang negara tidak melenceng sepeser pun. "Semua warga Indonesia harus ikut menjaga," tutur Agus, yang sehari sebelumnya memaparkan sistem penganggaran yang bebas korupsi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam wawancara sekitar 90 menit dengan wartawan Tempo Anton Aprianto, Linda Trianita, Aisha Shaidra, Muhamad Rizki, Reza Maulana, Sapto Yunus, dan fotografer Eko Siswono itu, Agus juga membeberkan pandangannya tentang sederet kasus yang sedang ditangani komisi antirasuah, dari kasus suap yang melibatkan bekas Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman hingga reklamasi Teluk Jakarta.

Apa saja yang Anda dan komisioner lain KPK sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan DPR?

Saya sampaikan KPK ingin memicu perubahan sistem. Sosialisasi dan pencegahan korupsi tidak mungkin lagi dijalankan dengan cara lama. Ketemu, tapi kemudian lupa. Seperti ikut kelas motivator, sampai nangis-nangis mengingat kesalahan, begitu ke luar ruangan langsung lupa. Saya ingin revolusi mental. Keluar dari pertemuan langsung jalankan sistem yang baru. Semua warga Indonesia harus ikut menjaga. Itu sebabnya, KPK meluncurkan aplikasi JAGA. Ada JAGA sekolah, rumah sakit, dan perizinan. Ke depan akan dikembangkan ke aplikasi serupa untuk memantau pemilihan umum, hutan, dan masih banyak lagi.

Aplikasi ini sudah berjalan?

Sudah soft launching pada Juli lalu (tersedia di Play Store). Akan grand launching saat Hari Pemberantasan Korupsi pada 9 Desember. Sementara itu, basis data sekolah yang tersedia baru sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan. Fungsinya, masyarakat memperoleh layanan yang akuntabel, sementara pengendalian manajemen di dalam jadi lebih transparan. Misalnya, suatu sekolah baru punya satu guru matematika, tapi anggaran malah dialokasikan untuk pembangunan. Kita jadi bisa memberi masukan dari situ. Di gadget Anda sudah ada belum?

Jadi, menurut Anda, program pencegahan korupsi yang dilakukan periode sebelumnya belum efektif?

Kami belum mengukur efektivitasnya. Baru sebatas sosialisasi untuk mendorong masyarakat melakukan sesuatu yang baru.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…