Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan: Keputusan Presiden Harus Terlaksana

Edisi: 36/45 / Tanggal : 2016-11-06 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Ali Nur Yasin, Khairul Anam


IGNASIUS Jonan tidak lama menganggur. Setelah dicopot dari posisinya sebagai Menteri Perhubungan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli lalu, Jonan hanya punya waktu dua setengah bulan untuk berleha-leha. Pada 14 Oktober lalu, ia kembali masuk Kabinet Kerja sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Jonan mengatakan Presiden Jokowi pertama kali memanggilnya pada 26 Agustus lalu. Dalam pertemuan itu, kata dia, Presiden mengatakan akan kembali memberinya tugas. Pada 14 Oktober pagi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menemui Jonan sebagai kelanjutan pembicaraannya dengan Presiden. Sekitar pukul 11.00, Pratikno menelepon, memintanya datang ke pelantikan pukul 13.30. Jonan didampingi Arcandra Tahar—Menteri ESDM sejak 27 Juli sampai 15 Agustus 2016—sebagai wakil menteri.

Segunung tugas menanti pria 53 tahun ini. Jonan harus menyelesaikan program penyatuan harga bahan bakar minyak sampai mengawal proyek listrik 35 ribu megawatt. Walhasil, dua pekan pertama masa tugasnya ia habiskan untuk menemui sederet direktorat di kementeriannya dan badan usaha milik negara di bidang energi. "Mereka memberi banyak bahan yang harus saya baca," kata Jonan, Sabtu dua pekan lalu.

Sepekan setelah pelantikannya itu, Jonan menerima wartawan Tempo Sapto Yunus, Ali Nur Yasin, Khairul Anam, Robby Irfany, Reza Maulana, dan fotografer Frannoto untuk wawancara khusus di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta. Dalam wawancara sekitar 78 menit itu, ia bercerita tentang detik-detik kembalinya ke kabinet, isu energi dan sumber daya alam, hingga tuntutannya akan efisiensi di badan usaha milik negara dalam lingkup kementeriannya. "Badan usaha diberi penghasilan besar karena kemampuan operasional dalam mengelola ketidakpastian," ucap Jonan.

Tak pernah mengurus sektor energi, Anda ditunjuk menjadi Menteri ESDM. Anda siap?

Saya yakin akan kepemimpinan Bapak Presiden. Jadi, kalau ditugaskan, jawabannya siap, laksanakan. Senang sekali beliau mempercayai saya lagi.

Ada pesan khusus dari Presiden? Misalnya pembenahan pos-pos tertentu?

Ada, tapi pembicaraan berdua dengan Bapak Presiden tidak untuk konsumsi media.

Kapan Anda tahu Arcandra Tahar jadi wakil Anda?

Sewaktu ditelepon Pak Menteri Sekretaris Negara pukul 11 siang itu.

Apakah masalah kewarganegaraan Arcandra akan mengganggu kinerja?

Enggak. Kan, itu sudah selesai.

Seperti apa pembagian tugas dengan Arcandra?

Kami kerjakan bareng. Seperti pesawat terbang, ada dua setir. Satu dipegang pilot in command, satunya flight officer. Tanggung jawab keseluruhan di pilot in command. Ada pembagian tugas, tapi longgar saja. Wakil Menteri ESDM punya pengalaman teknis yang banyak. Jadi kami saling mendukung.

Di Kementerian Perhubungan, Anda menempatkan keselamatan sebagai fokus kerja. Sekarang apa?

Soal safety adalah cita-cita saya seumur hidup. Di energi, yang jadi fokus adalah mengikuti Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33. Itu juga arahan Bapak Presiden.

Tantangan pertama Anda sekarang adalah penyatuan harga BBM?

Bukan tantangan, itu cita-cita. Itu keputusan Presiden yang, menurut saya, luar biasa. Harus terlaksana.

Perhitungannya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…