Duta Besar Republik Indonesia Untuk Suriah, Djoko Harjanto: Masih Banyak Orang Indonesia Masuk Suriah
Edisi: 45/45 / Tanggal : 2017-01-08 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Mahardika Satria Hadi , Reza Maulana,
BERGOLAK sejak 2011, perang saudara di Suriah masih jauh dari selesai. Di tengah kecamuk konflik itu, mulai Oktober 2014, Djoko Harjanto mendapat tugas sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Suriah.
Djoko mendapat mandat meneruskan repatriasi alias pemulangan warga Indonesia yang terjebak di negara itu. Pria 59 tahun ini sampai harus menembus Aleppo, yang menjadi jantung pertempuran tentara pemerintah Bashar al-Assad dan oposisi. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara yang masih membuka kantor cabang konsuler di kota yang sudah luluh-lantak itu. Total, 12.576 orang sudah kembali ke Tanah Air sejak Februari 2012.
Sepanjang proses tersebut, diplomat karier yang bertugas di Kementerian Luar Negeri sejak 1984 ini menemukan masalah baru, yakni makin banyak korban perdagangan manusia asal Indonesia yang dijadikan pekerja rumah tangga di Suriah. Sepanjang 2012, hanya satu di antara 4.000-an orang yang dipulangkan, yang merupakan korban trafficking.
Jumlahnya meningkat menjadi 26 pada tahun berikutnya. Sepanjang tahun lalu, ada 112 korban tindak pidana perdagangan orang di antara 235 orang yang dipulangkan dari Suriah. "Yang resmi tidak ada, yang ilegal terus bertambah," kata Djoko, yang sedang berada di Damaskus, kepada wartawan Tempo Mahardika Satria Hadi dan Reza Maulana melalui telepon WhatsApp, Rabu pekan lalu.
Dalam perbincangan selama lebih dari 40 menit itu, ayah tiga anak ini bercerita tentang pelbagai hal, dari bantuan kemanusiaan Indonesia yang diduga diterima kelompok bersenjata sampai keseharian para petugas kedutaan yang dilarang membawa serta keluarganya. "Dengan selesainya pertempuran Aleppo, bukan berarti perang selesai," ujar Djoko. Namun dia mencoret empat poin di daftar pertanyaan yang dikirimkan Tempo sehari sebelum wawancara, di antaranya tentang akar perang Suriah.
Bagaimana kondisi keamanan di Damaskus saat ini?
Situasinya aman sampai sekarang. Aktivitas kehidupan dan perekonomian berjalan seperti biasa. Pasar dan supermarket buka normal. Begitu juga kafe dan restoran. Ada enam sekolah di sekitar Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jalan Al-Madina al-Munawar di Damaskus, semuanya tetap aktif. Tidak ada gambaran yang mencekam.
Tidak ada perubahan situasi dibanding sebelum perang?
Soal listrik dan air dibatasi. Polanya dua-empat. Jadi, dua jam listrik menyala, empat jam berikutnya mesti pakai genset. Begitu terus sepanjang hari. Beberapa waktu lalu, listrik dari negara masih menyala selama tiga-empat jam sebelum padam pada empat jam setelahnya.
Mengapa Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus tetap beroperasi, sementara separuh dari 64 kedutaan besar sudah tutup?
Karena warga Indonesia di Suriah masih banyak. Ada 2.600-an orang, yang kebanyakan bekerja di sektor rumah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…