KESAKSIAN DARI KAMAR PEMBANTU

Edisi: 05/24 / Tanggal : 1994-04-02 / Halaman : 91 / Rubrik : KRI / Penulis : WY

INILAH sidang kasus Marsinah yang ditunggu-tunggu: tampilnya dua pembantu terdakwa utama, Yudi Susanto, sebagai saksi. Banyak pendapat menduga, kunci peristiwa pembunuhan ini adalah dua pembantu rumah tangga itu. Sidang itu sendiri, pekan lalu, dibandingkan dengan sidang-sidang sebelumnya, terasa berbeda. Suasana sidang lebih sering "gerr". Debat antara saksi yang buta huruf dan pengacara berlangsung seru. Saksi Susianawati (Susi), 22 tahun, misalnya, tampil sangat lancar, tangkas, dan ceplas-ceplos menjawab pertanyaan pengacara.

Selama ini, banyak yang menduga pembantu rumah tangga Yudi Susanto, pemilik PT Catur Putra Surya (CPS) itu, tak akan ditampilkan. Setelah beberapa kali dijemput dan dipulangkan dari Polda bulan Oktober lalu, ketika kasus Marsinah mulai terungkap, dua pembantu itu "hilang". Mereka pulang ke kampung masing-masing, Lumajang dan Bojonegoro. Setelah hampir lima bulan, munculnya mereka bisa dikatakan sebuah kejutan.

Seperti diketahui, Marsinah, buruh PT CPS Porong, ditemukan tewas secara mengerikan di Nganjuk, Jawa Timur, 9 Mei 1993. Pembunuhan ini diduga ada kaitannya dengan pemogokan menuntut perbaikan nasib yang digerakkan Marsinah di pabrik pembuat jam tempat kerjanya. Lima bulan polisi menyelidiki pembunuhan ini, tapi hasilnya nol.

Kasus ini mencuat menjadi isu internasional. Karena itu, pihak aparat pusat menerjunkan tim satuan tugas, setelah beberapa barang bukti lenyap. Tim ini membuahkan hasil. Awal Oktober lalu, sembilan terdakwa diciduk, termasuk Yudi Susanto, bos PT CPS Porong itu. Mereka ditahan di Bakorstanasda, lalu dialihkan ke Polda Jawa Timur, dan kemudian diseret ke pengadilan.

Di persidangan, Nyonya Mutiari, kepala bagian personalia CPS Porong, yang terbukti mengetahui rencana menyingkirkan Marsinah dalam rapat tanggal 5 dan 7 Mei, sudah divonis 7 bulan penjara. Ia banding. "Saya ini…

Keywords: -

Rp. 15.000