Kepala Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Ki Agus Ahmad Badaruddin: Siap Gaduh Asal Ada Hasilnya
Edisi: 49/45 / Tanggal : 2017-02-05 / Halaman : 132 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Anton Aprianto, Agoeng Wijaya
KETIKA masih menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan tiga bulan lalu, Kiagus Ahmad Badaruddin, 59 tahun, terusik laporan transaksi mencurigakan Rp 3 miliar yang masuk ke rekening istrinya. Laporan itu menggoyahkan posisinya, yang saat itu sedang dicalonkan sebagai Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Kabar itu menyebar di Istana dan Kementerian Keuangan. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang mengusulkan Badaruddin menjadi Kepala PPATK, mendalami informasi itu. "Beliau bertanya, 'Pak, itu uang apa?'" ujar Badaruddin.
Badaruddin mengatakan duit tersebut merupakan hasil transfer dari rekeningnya dan bank melakukan kesalahan pembukuan. "Saya kontan menolak jadi Kepala PPATK bila istri memang menerima duit bukan dari saya," kata mantan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi ini.
Setelah memimpin PPATK, bersama wakilnya, Dian Ediana Rae, ia membentuk tiga desk baru, yakni fiskal, narkotika-terorisme, dan teknologi finansial (fintech). Ketiga desk tersebut mewakili pokok pidana asal dari pencucian uang. Badar berjanji tak bakal tebang pilih menelisik transaksi janggal, termasuk bila melibatkan para bekas koleganya di Kementerian Keuangan.
Kamis dua pekan lalu, Badaruddin menerima wartawan Tempo Sapto Yunus, Anton Aprianto, Agoeng Wijaya, Reza Maulana, dan Raymundus Rikang untuk sebuah wawancara di kantornya di Jalan Ir H Juanda, Jakarta Pusat. Dalam perbincangan dua jam itu, ia menjelaskan pelbagai hal yang sedang dikerjakan lembaganya, dari mengurai asal-usul pendanaan terorisme, membantu Kementerian Keuangan menggali potensi pajak tersembunyi, hingga mendongkrak rasio kepatuhan penegak hukum dalam menindaklanjuti laporan PPATK tanpa ribut-ribut. "Kalau gaduh tapi ada hasil, saya siap," ujarnya diikuti derai tawa.
l l l
Bagaimana ceritanya Anda terpilih menjadi Kepala PPATK?
Saat itu saya menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Ketika rapat pimpinan rutin setiap Senin di Kementerian Keuangan hampir selesai, saya dipanggil Bu Sri Mulyani masuk ke ruangannya. Beliau mengatakan, "Pak Badar, Anda akan ditugaskan ke PPATK, tapi keputusannya bergantung pada Presiden."
Anda langsung menerima?
Saya tak pernah menolak penugasan. Saya pikir ini perjalanan panjang karier sebagai pegawai negeri dan tak ada manuver khusus untuk jadi Kepala PPATK. Penunjukan itu saya terima sebagai balas budi pada negara, yang selama ini memberikan saya pekerjaan dan pendidikan sampai ke luar negeri.
Ada pesan khusus dari Sri Mulyani setelah dilantik?
Bekerjalah dengan baik. Anda tak hanya melaksanakan tugas PPATK yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, tapi diharapkan mendukung sistem keuangan dan aktivitas ekonomi yang lebih baik.
Saat pemilihan Kepala PPATK, kami mendengar kabar ada transaksi mencurigakan di rekening istri Anda sebesar Rp 3 miliar. Apa penjelasan Anda?
Ya, transaksi ini sempat ditanyakan Bu Sri Mulyani. Uang Rp 3 miliar itu adalah uang saya yang ditransfer dari rekening pribadi ke rekening istri saya pada 3 Januari 2013. Isu yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…