Asisten Sumber Daya Manusia Kepala Kepolisian RI Inspektur Jenderal Arief Sulistyanto: Yang Disumpah Saja Banyak yang Melanggar

Edisi: 03/46 / Tanggal : 2017-03-19 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Setri Yasra,, Sapto Yunus, Reza Maulana


SEPEKAN setelah dilantik menjadi Asisten Bidang Sumber Daya Manusia Kepala Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Arief Sulistyanto mengambil sumpah penyeleksi pendidikan perwira menengah dan calon polisi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Korps Bhayangkara, mereka diminta mengucapkan ikrar tak berbuat korupsi, kolusi, dan nepotisme. Arief menjalankan mekanisme serupa di setiap rekrutmen dan seleksi di Polri. "Pengawasan manusia terbatas. Saya ingin melibatkan Tuhan," kata Arief, 51 tahun, yang dilantik Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian pada 14 Februari lalu.

Meski sebagian kalangan menganggap langkah itu klise, Arief menilainya efektif. Ia tidak lagi menemukan laporan adanya "orang titipan". Arief mengatakan Kapolri menginginkan Polri menjadi organisasi profesional, modern, dan tepercaya. Tujuan itu hanya bisa dicapai bila sumber daya manusia dikelola dan dibangun dengan baik. "Percuma polisi diberi peralatan canggih dan anggaran besar. Kalau manusianya tidak cakap dan berpikir modern, semua bisa berantakan," ujarnya.

Kapolri menunjuk rekan sesama taruna Akademi Kepolisian angkatan 1987 itu berdasarkan antara lain kinerja Arief saat menjadi Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat pada 2014-2016. Selain menangkap buron kasus penipuan Budiono Tan, ia memenjarakan perwira menengahnya yang terlibat korupsi Rp 6,5 miliar.

Selasa pekan lalu, Arief menerima wartawan Tempo Setri Yasra, Sapto Yunus, Reza Maulana, dan Raymundus Rikang untuk wawancara khusus. Ketika Tempo tiba di ruang kerjanya di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, ia sedang menyaksikan rekaman pembacaan sumpah 495 calon peserta Sekolah Pimpinan Menengah Polri, yang dilaksanakan Sabtu dua pekan lalu. Wawancara tambahan berlangsung via telepon pada Jumat pekan lalu.

Mengapa Anda memulai pembenahan dengan mengambil sumpah panitia seleksi calon polisi?

Saya ingin melibatkan Tuhan. Pengawasan manusia terbatas. Contohnya, penguji hanya berdua dengan peserta saat pemeriksaan kesehatan. Mau melakukan apa saja bisa. Dengan bersumpah, mereka ingat ada pihak ketiga, yakni Tuhan, sehingga enggan berbuat macam-macam. Ini bukan ide baru. Saya melakukannya di Kalimantan Barat. Hasilnya cukup efektif. Saya mohon Kapolri untuk meneruskan ke setiap kepala kepolisian daerah.

Bukankah setiap anggota polisi sudah disumpah saat pelantikan?

Mereka yang sudah disumpah saja banyak sekali yang melanggar. Manusia juga ada kecenderungan lupa dan lalai, sehingga perlu treatment atau kejutan baru. Saya ingin menyentuh rasa keimanan mereka. Mereka bersumpah kepada Tuhan. Bila ada pelanggaran, mereka akan menanggung di akhirat.

Sanksi di dunia bisa berupa pidana?

Sanksinya sesuai dengan perbuatan, apakah mereka menerima sesuatu sehingga menambah atau mengurangi nilai. Baik pemberi maupun penerima suap akan dikenakan pasal tindak pidana korupsi. Bagi polisi, ditambah sanksi disiplin dan etik.

Bagaimana sistem pengawasannya?

Ada pengawas internal, yaitu Inspektorat Pengawasan Umum, Inspektorat Pengawasan Daerah, serta Divisi Profesi dan Pengamanan. Ada juga kerja sama dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…