DIREKTUR UTAMA PERTAMINA ELIA MASSA MANIK: MAFIA TAKUT MELOBI SAYA

Edisi: 07/46 / Tanggal : 2017-04-16 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Raymundus Rikang , Reza Maulana,


ELIA Massa Manik bertengger di pucuk pemimpin PT Pertamina bermodalkan
sentuh an emas ala Midas. Namanya mencorong ketika berhasil membalikkan kondisi keuangan PT Elnusa Tbk, anak usaha Pertamina di sektor jasa minyak dan gas bumi, dari merugi menjadi untung dalam satu setengah tahun pada akhir 2012.

Tangan dinginnya berlanjut di induk PT Perkebunan Nusantara. Per 16 Maret lalu, reputasi itu dipertaruhkan di ruang nakhoda Pertamina. Perusahaan negara dengan aset Rp 600 triliun dan 162 anak usaha tersebut gonjang-ganjing akibat
dualisme kepemimpinan, sehingga Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mencopot Direktur Utama Dwi Soetjipto dan wakilnya, Ahmad
Bambang, Januari lalu. ”Sejak di Elnusa, saya merasakan ada kotak-kotak di antara pemimpin. Tugas saya sekarang mengubah kondisi itu,” kata Massa Manik, 51 tahun.

Insinyur teknik lingkungan lulusan Institut Teknologi Bandung ini kini menjadi ujung tombak tujuh megaproyek Pertamina untuk menjadikan Indonesia swasembada bahan bakar minyak pada 2023. Ia pun berjanji merampungkan peremajaan kilang tua di Balikpapan, Kalimantan Timur, serta Cilacap, Jawa Tengah, yang sempat rusak beruntun dan mengganggu pasokan BBM pada awal
tahun ini. ”Pokoknya, sekarang gua mau cepat, dah,” ujarnya.

Selepas jam kantor Senin pekan lalu, Massa Manik menerima tim Tempo di ruang kerjanya di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Tanyajawab yang ditulis Raymundus Rikang dan Reza Maulana ini merupakan wawancara perdana Massa Manik dalam jabatan barunya. Selama tiga pekan pertama di Pertamina, agendanya superpadat. Baru pada malam itu ia sempat memainkan gitar listrik yang bertengger di samping meja kerjanya.

Bagaimana ceritanya Anda terpilih sebagai Direktur Utama Pertamina?

Saya sebelumnya tidak pernah berminat. Saya dihubungi Pak Pratikno, Menteri
Sekretaris Negara, pada Jumat (10 Maret 2017), menanyakan kesiapan menjadi Dirut Pertamina. ”Pak Massa ready, enggak? Tapi enggak janji, lho.” Beliau cuma mengatakan begitu. Saya punya bos, yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Waktu itu dia belum cerita. Selasa (14 Maret 2017), barulah Bu Menteri kasih tahu saya per telepon.

Menteri BUMN memberi kepastian soal jabatan?

Beliau memberi tahu, berarti sudah ada pembicaraan dengan Pak Presiden. Kamis (16 Maret 2017), saya dilantik. Ceritanya sesimpel itu.

Ada target khusus dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Rini?

Value creation. Saya diminta menumbuhkan nilai-nilai dalam perusahaan. Beliau
juga berpesan agar saya segera melakukan konsolidasi internal dan meraih target
perusahaan yang belum tercapai.

Berkembang pendapat Anda terpilih karena Anda ”orangnya” Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman. Apa penjelasan Anda?

Enggak benar. Beliau adalah mentor saya. Saya kenal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…