Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki: Ada Yang Ingin Pemerintah Pecah
Edisi: 14/46 / Tanggal : 2017-06-04 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Raymundus Rikang,
Tak terbilang kabar tidak sedap yang menghajar pemerintah Presiden Joko Widodo. Rumor sebagai rezim anti-Islam, antek Cina, dan aktor di balik kebangkitan Partai Komunis Indonesia terus digelindingkan. Dua pekan lalu, hubungan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dikabarkan tak harmonis. Warta itu dibantah Jusuf Kalla lewat konferensi pers khusus.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menilai derasnya fitnah adalah konsekuensi dari agenda perubahan yang diusung pemerintah. Menurut dia, reformasi yang menyentuh semua sektor-dari tambang, perkebunan, perdagangan, hingga minyak dan gas bumi-membuat banyak orang gerah. Ruang terjadinya praktik lancung bisa dipersempit. "Ada yang terganggu dengan agenda perubahan Presiden," kata Teten.
Teten, 54 tahun, adalah salah satu orang yang paham jeroan Istana. Dalam banyak kesempatan, dia selalu hadir tak jauh dari Presiden Jokowi, bahkan sejak kampanye pemilihan presiden pada 2014. Lewat mantan Gubernur Jakarta itu pula karier Teten yang banyak dihabiskan di jalur advokasi sebagai aktivis berbelok menjadi birokrat.
Pria asal Garut, Jawa Barat, ini menjadi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), kantor serupa West Wing di lembaga kepresidenan Amerika Serikat. Ini adalah tempat berkumpul para intelektual, ahli, dan profesional yang bertugas melancarkan kerja Presiden Jokowi. "Kami bekerja dalam senyap, tak menimbulkan kegaduhan," ujar Teten, menjawab tudingan KSP tak punya hasil kerja nyata.
Peraih Ramon Magsaysay Award 2005 kategori Pelayanan Publik itu menerima wartawan Tempo Sapto Yunus dan Raymundus Rikang di Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu. Menempati ruangan yang dulu menjadi kantor Presiden Soeharto, Teten merasa kualat. Sebab, ketika masih menjadi aktivis, ia kerap melancarkan kritik kepada Soeharto. "Tugas saya sekarang menerima pendemo. Sesekali tersiksa, tapi sering bikin tersenyum juga," ujarnya, diikuti tawa.
Apa alasan Wakil Presiden Jusuf Kalla mau menanggapi rumor ketidakharmonisannya dengan Presiden Joko Widodo?
Nanti, kalau diabaikan, dikira sebuah kebenaran. Lagi pula isu yang menyerang pemerintah itu aneh-aneh. Artifisial semua, bukan substansi yang menyangkut kinerja pemerintah. Dari isu anti-Islam, antek Cina, sampai kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Kalau PKI muncul, ya, kita gebuk.
Anda kan pernah dituding sebagai kader PKIââ¬Â¦.
Itu lawakan besar. Lebih masuk akal kalau saya dituding Darul Islam karena lahir di Garut, ha-ha-haââ¬Â¦. Saya baru berumur dua tahun saat PKI dibubarkan pada 1966, kenapa ikut dibawa-bawa?
Jadi hubungan Presiden dan Wapres masih solid?
Keduanya saling melengkapi. Jangan bandingkan Wapres Kalla pada era Presiden Yudhoyono dengan Presiden Jokowi. Sekarang Presiden Jokowi memimpin sendiri pengendalian program, termasuk blusukan tiap akhir pekan ke daerah untuk memastikan program berjalan.
Tidakkah mereka kerap silang pendapat soal kebijakan, misalnya pengelolaan lahan gambut?
Sikap beliau berdua selalu sama. Presiden dan Wapres kompak soal komitmen menjaga lingkungan. Lebih-lebih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…