Novel Baswedan: Banyak Orang Terlibat Penyiraman Saya

Edisi: 16/46 / Tanggal : 2017-06-18 / Halaman : 44 / Rubrik : WAW / Penulis : Gadi Makitan, ,


DI seberang telepon, suara Novel Baswedan terdengar riang dan bersemangat. "Assalamualaikum. Apa kabar?" katanya. Tempo tersambung dengan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi yang tengah terbaring di ranjang Singapore General Hospital itu berkat telepon kakaknya pada Kamis siang pekan lalu.

Hari-hari Novel habis di ranjang rumah sakit. Meski diizinkan keluar dari kamar perawatan, ia memilih tetap berbaring di ranjangnya karena tak ingin merepotkan orang lain. Jika ingin keluar, ia harus mendapat izin dokter dan ditemani. "Kalau ke luar kamar lalu nabrak tiang, kan, jadi tak lucu," ujarnya, tertawa.

Sejak matanya dipasangi membran untuk merangsang pertumbuhan kornea, Novel tak bisa melihat sama sekali. Kebiasaannya membaca Al-Quran di ranjang pun ia hentikan saat masuk rumah sakit ini. Sepenuhnya ia berbaring sambil menunggu suster meneteskan perangsang kornea setiap dua jam selama sepuluh menit. "Saya yakin bisa sembuh," katanya.

Novel dirawat sejak 11 April 2017, setelah wajahnya disiram dua orang asing memakai air keras sehabis salat subuh di masjid kompleks perumahannya. Meski penglihatannya tak akan kembali seratus persen, Novel optimistis bisa menjadi penyidik KPK lagi untuk terus mengungkap banyak skandal korupsi besar di negeri ini.

Kepada Gadi Makitan dari Tempo, ia menceritakan hari-harinya di Singapura, upayanya menyelidiki pelaku penyiraman saat sakit, teror sebelum penyiraman, hingga keheranannya terhadap penyidikan oleh polisi yang mandek. Beberapa informasi ia minta tak ditayangkan, terutama yang menyangkut kasus-kasus besar yang ia tangani, seperti korupsi simulator surat izin mengemudi, kartu tanda penduduk elektronik, dan suap impor daging.

Dari pembaringannya, mantan komisaris polisi yang memutuskan mengabdi sepenuhnya di KPK itu mendapat foto Ahmad Lestaluhu, yang tertangkap kamera pengawas rumahnya hendak memesan gamis kepada istri Novel dan berkeliaran di kompleks perumahan beberapa hari menjelang penyiraman.

Ahmad Lestaluhu sempat ditangkap polisi, tapi dilepas kembali karena beralibi sedang menonton televisi saat Novel disiram air keras. Polisi percaya dan tak berusaha mengorek lebih jauh pengakuan itu seperti umumnya penyelidikan perkara kriminal. Hampir dua bulan lebih, polisi tak berkutik mengungkap penyiraman kepada Novel itu.

Bagaimana Anda mendapatkan foto Ahmad Lestaluhu?

Saya mendapat foto itu dari salah satu perwira menengah di Densus 88 (Detasemen Khusus 88 Antiteror) sekitar sepekan setelah kejadian. Jadi bukan tiba-tiba saya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…