Gubernur Dki Jakarta Djarot Saiful Hidayat: Kita Jangan Balik ke Zaman Jahiliah

Edisi: 20/46 / Tanggal : 2017-07-16 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana , Linda Trianita, Gangsar Parikesit


DILANTIK pada pertengahan Juni lalu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat hanya punya masa kerja empat bulan sebelum menyerahkan kursi pemimpin kepada gubernur terpilih Anies Baswedan. Djarot adalah gubernur ketiga pada periode kepemimpinan 2012-2017 ini-Joko Widodo menjadi presiden sejak 2014 dan Basuki Tjahaja Purnama mengundurkan diri setelah divonis dalam kasus penistaan agama pada awal Mei lalu.

Di masa yang singkat itu, Djarot-sebelumnya wakil gubernur-ingin mengebut penyelesaian program-program yang dia susun bersama Basuki. Misalnya pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak serta penataan Kota Tua dan Taman Ismail Marzuki. Mantan Wali Kota Blitar, Jawa Timur, itu juga berupaya memperketat sistem keuangan pemerintah agar dana program siluman tak bisa menyusup ke anggaran daerah. "Proyek besar seperti mass rapid transit, light rail transit, dan arena Asian Games 2018 belum selesai, tapi kami pastikan sesuai dengan jadwal," kata Djarot, 55 tahun.

Di sela kesibukannya, Djarot rutin mengunjungi Basuki, yang kini dibui di ruang tahanan Markas Brigade Mobil, Depok, Jawa Barat. Dia mengaku sudah empat kali ke sana. Dalam setiap pertemuan, Ahok-sapaan Basuki-terus menanyakan perkembangan program mereka dan menyarankan Djarot meresmikan semuanya di sisa masa kerjanya.

Rabu pekan lalu, sehari sebelum Balai Kota Jakarta dipenuhi warga yang merayakan ulang tahun Djarot, sang Gubernur menerima wartawan Tempo Reza Maulana, Linda Hairani, Gangsar Parikesit, dan Raymundus Rikang. Setelah menyantap nasi Padang, Djarot bercerita tentang hubungannya dengan Ahok dan kekalahan mereka dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pemilihan kepala daerah Jakarta 2017. "Saya bangga berpasangan dengan Ahok," ujarnya.

Anda membesuk Basuki Tjahaja Purnama untuk berkonsultasi soal pekerjaan?

Judulnya bukan konsultasi, melainkan diskusi. Tujuannya agar program kami bisa tuntas per Oktober. Pak Ahok selalu tanya progres kerja yang kami susun bersama.

Apa urgensinya berdiskusi dengan Ahok yang bukan lagi gubernur?

Dia memang bukan gubernur, tapi antara Pak Jokowi, Pak Ahok, dan saya adalah satu kesatuan. Harus ada kesinambungan program di antara kami. Tentu saja, begitu Pak Ahok tak menjabat gubernur, saya harus berdiskusi untuk check-recheck progres. Cuma, kini saya yang mengeksekusi dan mengambil tanggung jawab kebijakan.

Presiden Jokowi masih mengontrol proyek di Jakarta?

Mengontrol terus. Beliau sering tanya ketika saya diundang rapat di Istana. Yang ditanya adalah progres MRT (mass rapid transit). Saya bilang proyek MRT akan beres pada Juni atau Juli 2018. Saat itu, jalan sudah rapi dan sudah bisa dilakukan uji coba. Namun butuh uji coba sekitar enam bulan sampai satu tahun sebelum digunakan penumpang.

Sering berkomunikasi dengan Jokowi?

Saya kenal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…