Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin: Najib Razak Tak Tersentuh

Edisi: 27/46 / Tanggal : 2017-09-03 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Raymundus Rikang, Amanda Siddharta, Mahardika Satria Hadi


SKANDAL 1Malaysia Development Berhad (1MDB) mengubah jalan politik Tan Sri Muhyiddin Yassin. Deputi Perdana Menteri Malaysia periode 2009-2015 itu mengendus jejak Perdana Menteri Najib Tun Razak dalam dugaan korupsi di badan investasi milik pemerintah tersebut. ¡±Saya lihat sendiri ada US$ 680 juta (setara dengan Rp 9 triliun) di rekening pribadinya. Saya mau pingsan,¡± kata Muhyiddin, 70 tahun.

Najib memecatnya tak lama setelah Muhyiddin menuntut penjelasan soal rekening gendut tersebut. Namun penyelidikan dugaan megarasuah tersebut terus bergulir di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, yang disambangi Najib bulan depan. Dalam beberapa kesempatan, Najib membantah terlibat dalam skandal itu.

Sebelumnya, Muhyiddin dan Najib adalah karib. Selain bahu-membahu di pemerintahan, keduanya menjadi pucuk pemimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO)-partai terbesar sekaligus pendiri koalisi Barisan Nasional yang berkuasa tanpa putus sejak Malaysia merdeka pada 1957. Najib menjadi presiden, Muhyiddin sebagai wakilnya. Gara-gara perkara 1MDB pula Najib mendepak Muhyiddin dari partai.

Terpental dari UMNO, Muhyiddin menggandeng Mahathir Mohamad, perdana menteri 1981-2003, mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia pada tahun lalu. Bersama Partai Islam Amanah Negara, Partai Keadilan Rakyat, dan Partai Aksi Demokratis, mereka membentuk koalisi baru Pakatan Harapan. Untuk pertama kali dalam 60 tahun sejarah Malaysia, Mahathir berangkulan dengan pemimpin Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, yang ia pecat dari kursi wakil perdana menteri pada 1998, untuk menggulingkan Najib. "Demi menyelamatkan Malaysia, kami menepikan ego dan perbedaan," ujar Muhyiddin, yang keturunan Bugis dan Jawa.

Di tengah lawatan ke Indonesia pada awal Agustus lalu, Muhyiddin menerima wartawan Tempo Raymundus Rikang, Amanda Siddharta, dan Mahardika Satria Hadi di Hotel Pullman, Jakarta Pusat. Ia juga bercerita soal rencana koalisi oposisi pada pemilihan umum 2018, yang belum ditentukan tanggalnya. "Pemilu adalah momentum yang tepat untuk menumbangkan Najib," tuturnya.

Anda masih berhubungan dengan Perdana Menteri Najib setelah dipecat?

Kami tak pernah berkomunikasi lagi sejak dua tahun lalu. Saya rasa Najib juga enggan bertemu dengan tokoh-tokoh oposisi pemerintah. Mereka menolak membicarakan masalah rakyat Malaysia, khususnya yang berkaitan dengan 1Malaysia Development Berhad. Sedikit pun Najib tak mau mengaku bahwa dia silap dalam program itu, padahal rakyat ingin mendengar penjelasan langsung dari dia.

Apa titik awal pertentangan Anda?

Saya tak tinggal diam ketika skandal 1MDB mencuat pada 2015. Saya selalu mempersoalkan masalah itu dalam rapat-rapat di kabinet ataupun partai, ketika kami masih bekerja sama di Organisasi Nasional Melayu Bersatu, UMNO. Najib harus menjelaskan soal 1MDB karena, jika benar-benar terlibat,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…