Sutradara Despicable Me dan Minions, Pierre-Louis Padang Coffin: Tak Ada Minions di Film Saya Berikutnya

Edisi: 36/46 / Tanggal : 2017-11-05 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, ,


PIERRE-Louis Padang Coffin, 50 tahun, seperti hanya punya satu kesibukan di Ubud Writers & Readers Festival 2017. Ia mendampingi Nh. Dini yang wira-wiri sebagai bintang utama acara yang berlangsung pada 25-29 Oktober itu. Saban novelis legendaris itu naik-turun undakan, Coffin sigap memapahnya, lalu berdiri di belakangnya. Saat banyak orang tergelak, wajah pria asal Prancis itu lempeng saja karena tak paham bahasa Indonesia.

Coffin tak lain adalah putra Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, nama lahir Nh. Dini, 81 tahun, dan diplomat Prancis, Yves Coffin. Dialah Padang, adik Lintang, yang kerap disebut sastrawan feminis itu dalam karya-karyanya. Tahun-tahun sebelumnya, Coffin selalu menampik undangan ke acara tahunan yang berlangsung di Pulau Dewata tersebut. "Kali ini tentang ibu saya, jadi saya datang," ujarnya.

Coffin adalah sutradara tiga seri Despicable Me dan Minions, film animasi yang tersohor seantero jagat. Film yang pertama muncul pada 2010 ini menjadi film animasi paling laris sepanjang sejarah. Minions, yang tayang sejak 2015, meraup lebih dari Rp 15 triliun. Adapun film terbarunya yang diluncurkan pada Juni lalu, Despicable Me 3, bahkan masuk peringkat ketiga film terlaris tahun ini dengan pendapatan sekitar Rp 14 triliun. Keempat film garapan rumah produksi Illumination Entertainment dan Universal Pictures itu meraup pendapatan Rp 50 triliun.

Minions, makhluk kuning hasil khayalan Coffin, mendunia dan muncul di hampir setiap arah mata memandang, dari game di telepon seluler, mainan berbanderol jutaan rupiah di mal, piyama Rp 30-an ribu di pasar tradisional, hingga botol air minum kemasan. Coffin-lah yang mengatur langsung semua hal yang berkaitan dengan minions. Ia pula yang mengisi suara minions di empat film tersebut dan menyelipkan bahasa Indonesia.

Di sela perhelatan Ubud Writers & Readers Festival, Kamis pekan lalu, Coffin menerima wartawan Tempo Reza Maulana. Pyer begitu Coffin menyebut dirinya- bercerita panjang-lebar soal proses kreatif dan keputusannya berhenti memproduksi kelanjutan Despicable Me dan Minions, pertentangan pemikirannya dengan pembuat film Amerika Serikat, serta kecintaannya pada film laga Indonesia, The Raid. Nh. Dini, yang mendapat Lifetime Achievement Award dari penyelenggara Ubud Writers & Readers Festival 2017, menambahkan beberapa poin dalam wawancara satu jam ini.

Dari mana ide menciptakan minions?

Konsep utama Despicable Me menggambarkan kehidupan penjahat setelah beraksi. Seperti musuh James Bond, mereka biasanya punya banyak pembantu. Ide awal kami adalah Gru, si lakon utama, dibantu pasukan laki-laki berotot. Namun kami tidak mampu memasukkan ratusan karakter seperti itu dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…