Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla: Saya Harus Menjaga Presiden

Edisi: 40/46 / Tanggal : 2017-12-03 / Halaman : 124 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif Zulkifli,, Wahyu Dhyatmika, Rusman Paraqbueq


DUGAAN keterlibatan Setya Novanto dalam megakorupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) mengusik Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Dia berulang kali meminta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Partai Golkar itu tunduk pada hukum. Pria berdarah Bugis ini meradang saat Setya mensyaratkan izin Presiden Joko Widodo kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksanya. "Saya tidak mau Presiden dijual-jual. Seakan-akan Presiden menghalangi," kata Kalla, 75 tahun.

Lewat sejumlah pengurus yang sowan kepadanya, Kalla meminta Golkar, yang dia geluti sejak 1965, memilih ketua baru. Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009 tersebut mengatakan kasus Setya bakal menggerus perolehan suara mereka dalam pemilihan umum mendatang. Dia menilai Golkar harus segera direhabilitasi.

Bertarung di setiap pemilihan presiden sejak 2004, Kalla berikrar menjadi penonton pada 2019. Dia mengatakan akan menikmati waktu tua bersama cucu-cucunya setelah masa tugasnya berakhir. Namun dengan tegas dia mengatakan akan mendukung Jokowi di pemilihan presiden mendatang. "Masak, kita mendukung yang lain, padahal ada teman di situ? Lima tahun kami bersama," ujarnya.

Kalla menerima wartawan Tempo Arif Zulkifli, Wahyu Dhyatmika, Rusman Paraqbueq, Istman Musaharun, dan Reza Maulana di ruang kerjanya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu siang pekan lalu. Dalam pertemuan satu jam itu, Kalla juga bercerita tentang hubungan Presiden dengan Setya dan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Mengapa Anda selalu berkomentar pedas soal Setya Novanto?

Saya cuma menyampaikan kebenaran. Memang begitu keadaannya.

Sikap keras ini semata karena kasus e-KTP?

Sejak dulu. Sewaktu menjadi Ketua Umum Partai Golkar, saya tidak pernah kasih dia fungsi di partai. Orang-orang yang saya yakin bisa merusak image partai tidak saya pakai.

Apa tindakan Setya sehingga waktu itu Anda pinggirkan?

Sudahlah. Beliau sudah menghadapi hukum. Nanti tambah berat hukuman dia.

Sejumlah politikus takut keterangan Setya bisa menyeret tersangka lain. Ada kekhawatiran serupa?

Ndak apa-apa. Sama dengan nyanyian Nazaruddin (terpidana korupsi wisma atlet yang membeberkan keterlibatan rekan-rekannya di DPR dan lembaga lain). Baguslah, ada duet di dalam tahanan, he-he-he.... Kita tidak bisa menghalangi pemeriksaan. Itulah keadilan. You menikmati, you dapat baik-buruknya.

Bagaimana soal surat Setya yang menolak lengser di DPR dan Partai Golkar?

Namanya usaha, boleh saja. Ini sebagai usaha terakhir dia. Novanto juga minta tolong ke Presiden, Kepala Kepolisian RI, ke mana-mana untuk dilindungi. Tapi tidak ke saya.

Kabarnya sejumlah pengurus Golkar menemui Anda terkait dengan kasus ini?

Ya, mereka meminta pertimbangan saya sebagai salah satu senior di partai. Tapi mereka juga meminta pertimbangan ke senior lain, seperti Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, dan Agung Laksono.

Siapa saja mereka…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…