Direktur Human Rights Center University Of California, Berkeley, Eric Stover: Tak Seorang Pun Di Atas Hukum

Edisi: 42/46 / Tanggal : 2017-12-17 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Reza Maulana,


ERIC Stover seperti juru bicara para korban genosida di Bosnia-Herzegovina. Sejak Januari 1996, enam bulan setelah pembantaian di Srebrenica, ia bolak-balik ke lokasi kejadian untuk menggali deretan kuburan massal korban kekejaman tentara Serbia di sana.

Pria kelahiran Palembang itu mengepalai tim forensik internasional yang bekerja bagi Mahkamah Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY). Kerja panjangnya mendapati 8.000-an pria dan anak laki-laki dibunuh secara sistematis dengan tangan terikat di belakang. "Ini adalah salah satu bukti terkuat di sidang Ratko Mladic," kata Stover, 65 tahun.

Mladic, 74 tahun, adalah jenderal pasukan Serbia. ICTY mengganjarnya hukuman penjara seumur hidup pada 22 November lalu. Mladic, yang dijuluki Jagal dari Bosnia, dianggap bertanggung jawab atas genosida, kejahatan kemanusiaan, dan kejahatan perang dalam pengepungan Sarajevo pada 1992-1996, yang menewaskan 5.434 warga sipil, serta pembantaian Srebrenica pada Juli 1995, yang menelan 8.373 korban jiwa.

Stover menghabiskan dua pertiga hidupnya meneliti pelanggaran hak asasi manusia. Dari negaranya, Amerika Serikat; Rwanda; bekas Yugoslavia; sampai pengusiran penduduk etnis Rohingya di Myanmar. Penelitiannya mengenai ranjau darat di Kamboja membuat organisasinya, International Campaign to Ban Landmines, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 1997.

Memperingati Hari Hak Asasi Manusia Internasional yang jatuh pada 10 Desember, Stover menggelar kuliah umum di Jakarta dan Aceh, pekan lalu. Guru besar hukum University of California, Berkeley, Amerika Serikat, itu menerima wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Angelina Anjar, dan Reza Maulana, di sebuah restoran di Jakarta Selatan, Ahad pekan lalu. Ia pun menjabarkan pandangannya ihwal perang melawan teror, penyiksaan, dan kecemasannya terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Apa kesulitan tim forensik mengusut kasus Jenderal Mladic?

Menemukan kuburan-kuburan massal di Srebrenica. Kami menggunakan metode pengindraan jauh dan foto. Ada sekitar 8.000 korban. Srebrenica seharusnya merupakan zona aman yang dilindungi pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada 1995, pasukan Serbia datang dan membunuh pria serta bocah laki-laki di sana, sementara pasukan PBB dari Belanda mundur. Kuburan massal ini merupakan bagian terakhir dari hidup orang-orang itu. Yang tahu episode tersebut hanya korban dan pelaku. Keduanya diam, sehingga kami harus menggali makam tersebut dengan sangat hati-hati untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Apa yang Anda temukan?

Kami menggali kuburan dan mengidentifikasi jenazah satu per satu. Kami harus menghubungkan dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sistematis dengan kuburan massal itu. Kami menemukan jenazah para korban dengan tangan terikat kain yang sama. Posisi tangan di punggung. Tentara Serbia mendapatkan kain…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…