BAPEDAL, BAK POLISI LINGKUNGAN

Edisi: 44/20 / Tanggal : 1990-12-29 / Halaman : 102 / Rubrik : WAW / Penulis :

EMIL SALIM, 60 tahun, bakal tambah repot di tahun 1991. Selain menjabat
sebagai Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), juga tukang ceramah,
Emil akan dibikin sibuk dengan jabatan baru: "Ketua Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan" (Bapedal). Instansi ini akan resmi beroperasi pada Juli 1991.

; Bapedal, boleh dibilang, tangan kanan KLH. Namun, dalam struktur
kelembagaannya, Ketua Bapedal bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Dengan kelahiran Bapedal itu, "Tugas KLH hanya merancang policy," ujar Emil.
Instansi baru inilah yang melakukan kontak-kontak dengan departemen teknis
dalam urusan-urusan pengendalian lingkungan. "Tapi, KLH yang pegang
koordinasinya," Emil menambahkan.

; Kehadiran Bapedal, menurut Emil, diperlukan sebagai instansi pelaksana yang
memiliki otoritas dalam penanganan kasus lingkungan hidup. "Seperti BPPT yang
membantu Menteri Ristek, atau Bappenas, yang mendukung menteri-menteri Ekuin,"
Emil menuturkan. Namun, Emil harus merelakan sebagian awak KLH hijrah ke
instansi baru itu.

; Tiga tugas khusus yang dipikul Bapedal: menanggulangi kasus pencemaran,
mengawasi sepak terjang B3 (bahan beracun berbahaya), dan amdal (analisa
mengenai dampak lingkungan). Emil mengakui bahwa selama ini KLH sering dibuat
tak berdaya dengan kasus-kasus lingkungan. "Karena kami tak bisa action,"
ujarnya. Lalu, Bapedal itulah yang akan bertindak bak polisi lingkungan.

; Dalam hal pencemaran, misalnya, telah ada tugas yang menanti: program kali
bersih. Program ini menyangkut nasib 25 sungai di 11 provinsi, yang kini
keadaannya memprihatinkan. "Bapedal nantinya yang akan menertibkan industri di
sepanjang sungai-sungai itu," kata Emil.

;…

Keywords: -

---

Foto Terkait