Perjalanan Terakhir
Edisi: 44/20 / Tanggal : 1990-12-29 / Halaman : 76 / Rubrik : OBI / Penulis :
IA pernah sakit hati karena keinginannya untuk kuliah di akademi seni rupa
ditolak. Sejak itu, ia merasa dirinya bodoh dalam melukis. Namun, Affandi muda
tetap melukis dan semua orang memuji hasil lukisannya. Bahkan, koran
Internasional Herald Tribune menjulukinya sebagai pelukis ekspresionisme baru
Indonesia.
; Dalam melukis, Affandi memang sangat energetik. "Saya bekerja satu minggu dua
jam," katanya. Maksudnya, untuk sebuah karya satu minggu penuh dia berkelana
ke mana-mana -- mencari ilham atau merenung. Kemudian dengan intensitas tinggi
selama dua jam semua hasil pengembaraan batinnya ditumpahkannya ke permukaan
kanvas. Bahkan sampai memasuki usia senja semangat Affandi tetap menyala.
Dengan sadar ia berkejar-kejaran dengan sang waktu. Karya-karyanya terus
mengalir deras.
; Affandi mulai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…