Sebuah Hamlet yang Sederhana

Edisi: 49/23 / Tanggal : 1994-02-05 / Halaman : 70 / Rubrik : TER / Penulis : ASA, SYU'BAH


BILA banyak momen indah dari Shakespeare menghilang dari pentas, apa lagi yang tersaji bagi penonton?

Rendra. Itulah gantinya.

Dalam pementasan Hamlet di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang berakhir Jumat pekan ini, Rendra bisa dipastikan yakin benar bahwa kalibernya sebagai aktor maupun, lebih-lebih, sebagai master panggung mampu menghidupkan sebuah Shakespeare yang "menerjang segala syarat" untuk bisa bertahan selama tak kurang dari 10 malam (dengan karcis masuk Rp 30 ribu dan Rp 20 ribu). Syarat itu, yang dengan sengaja diabaikan pemenuhannya, adalah kemampuan pemain sebagai satu keseluruhan.

Tapi ini bukan yang pertama. Dan bukan yang pertama pula bila ia tidak meleset. Teater tertutup Graha Bhakti Budaya malam itu menyaksikan Hamlet yang hidup, dan hidup dengan cantik -- meskipun ini Hamlet sebagai tokoh, yang diperankan Rendra sendiri. Sebagai pertunjukan, Hamlet juga harus dikatakan berjalan dalam kerangka sang maestro yang sudah tentu sangat sadar pada kebulatan konsep. Di pentas yang efektif dan elastis bagi pengembangan imaji, dibangun di bawah Ken Zuraida, klimaks-klimaks tercapai -- tanpa merendahkan kekuatan naskah asli, juga para pemain pengimbang seperti Adi Kurdi, lalu Sudibyanto, dan beberapa yang "di atas garis minimal": Awan Sanwani, Otig Pakis, Sitok Srengenge, Yakub Kupu, Sukarno…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…