Riwayat Anak Turun Dewa Matahari

Edisi: 46/18 / Tanggal : 1989-01-14 / Halaman : 30 / Rubrik : LN / Penulis :

SYAHDAN, turunlah cucu Dewa Matahari dari surga ke dunia, yakni Jepang sekarang. Ia menurunkan Jimmu, yang segera menjadi penguasa. Waktu itu abad ke-7 sebelum Masehi. Hikayat Jepang pun mengatakan, Jimmu, keturunan langsung "cucu yang agung", adalah pendiri kekaisaran Jepang. Maka, dikatakanlah bahwa kaisar Jepang, para keturun Jimmu, adalah manusia setengah dewa. Mereka dianggap anak-cucu Dewa Matahari yang di Jepang disebut Amaterasu Omikami.

Mitos ini hidup panjang sepanjang kekaisaran Jepang itu sendiri, dari abad ke-7 sebelum Masehi sampai abad ke-20. Rakyat biasa dilarang memandang kaisar karena bila mereka bertemu pandang mata si rakyat bisa buta. Hirohito, kaisar ke-124, yang dinobatkan pada 1928 dan meninggal pada 1989, Sabtu pekan lalu, menghapuskan mitos itu. Pada 1946, sehabis Perang Dunia II dan Jepang di pihak yang kalah, Kaisar Hirohito mengumumkan, adalah "konsepsi yang salah mengganggap kaisar keturunan dewa.

Tapi agaknya karena mitos itu telah begitu berakar, konon di abad bom atom itu pun masih banyak orang Jepang yang percaya bahwa kaisar mereka setengah dewa. Hirohito tetap disebut tenno, penguasa surga.

Dan karena mitos itu pula sesungguhnya sebagian besar kaisar Jepang tak pernah berkuasa dalam arti kata sebenarnya. Sebagai keturunan dewa mereka dianggap tak pantas mengelola urusan duniawi. Kaisar mewakilkan pengurusan itu kepada para menteri.

Maka, sementara pergantian kaisar boleh dibilang berjalan damai, justru para menteri itulah yang berebut untuk saling mengukuhkan dan mewariskan kedudukan kepada anak-turun mereka. Itulah, yang kemudian berebut kekuasaan bukanlah para keturunan kaisar tapi para menteri, dan kemudian para shogun.

Tercatat antara lain nama keluarga Soga yang menjadi menteri untuk beberapa kaisar di abad ke-6 dan 7. Cara Soga mengukuhkan kekuasaannya antara lain dengan mengawinkan putri-putrinya dengan para kaisar dan putra mahkota.

Di masa "pemerintahan" Soga itulah pengaruh kebudayaan Cina mulai masuk ke Jepang. Dan sebuah gagasan menyelinap ke singgasana kaisar Jepang: bahwa kaisar pun sebenarnya bisa sekaligus sebagai pemimpin spiritual dan pemimpin pemerintahan. Pangeran Naka…

Keywords: -

---

Foto Terkait