WAFATNYA SEORANG SOSIALIS RELIGIUS

Edisi: 52/18 / Tanggal : 1989-02-25 / Halaman : 108 / Rubrik : OBI / Penulis :


KETIKA para pemimpin Indonesia, di awal 1950-an, pada umumnya menggebu-gebu dengan gagasan nasionalisasi, Syafrudin Prawiranegara, hampir sendirian, secara sangat vokal menentang rencana itu. Padahal, hal itu juga sudah diputuskan dalam Kongres Masyumi di Yogyakarta, Desember 1949, dan ia sendiri menduduki posisi penting sebagai mentcri keuangan dalam Kabinet Hatta maupun Natsir.

Nasionalisasi terhadap De Javasche Bank kemudian dilakukan juga oleh Kabinet Sukiman-Suwirjo. Dan Syafrudin ditunjuk sebagai presiden bank itu oleh Menteri Keuangan Jusuf Wibisono, karena ia adalah tokoh yang bisa diterima pihak Belanda, baik atas dasar moral maupun kompetensinya.

Namun, dalam jabatannya yang baru itu, ia masih tetap juga berpegang pada pendiriannya semula, dengan alasan-alasan rasional-ekonomi.

Ia berpendapat bahwa nasionalisasi, apabila dilaksanakan pada waktu itu, hanya berarti pemborosan keuangan negara. Pada waktu itu, negara sedang kekurangan dana, baik rupiah maupun devisa. Dari pada dana yang terbatas itu dipakai buat menggantikan modal asing, lebih baik dipergunakan untuk pembangunan pertaman, terutama mencapai swasembada pangan dan membangun daerah dengan transmigrasi. Perusahaan-perusahaan asing, terutama milik Belanda, perlu dipertahankan dan malah dianjurkannya untuk mengundang modal asing.

Suara seperti itu sudah tentu dianggap sumbang dan malahan melawan arus. Tapi ia justru menulis sebuah artikel…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…