BUKAN GLAMOUR, TAPI KERJA KERAS

Edisi: 31/19 / Tanggal : 1989-09-30 / Halaman : 38 / Rubrik : OBI / Penulis :


SETELAH dirumahsakitkan Jumat 15 September silam, ternyata kesempatan yang ketiga tidaklah terbuka bagi aktris panggung, dosen drama, dan pejuang teater, Tuti Indra Malaon. Wanita yang anggun ini sudah tidak lagi berada di tengah-tengah kita, sejak 20 September '89, Rabu, pukul 4.55 dinihari. Pendarahan usus telah memaksanya terbaring di RS dr. Mintohardjo, Jakarta Pusat, tempat ia pernah dirawat Januari lampau -- juga karena penyakit yang sama. Sedangkan sepuluh tahun silam, kesehatan Tuti pernah pula terancam berat, ketika ia mengidap penyakit hepatitis-B.

Tidak sedikit yang merasa sangat kehilangan oleh kepergian Tuti, yang bagaimanapun terasa sangat tiba-tiba. Dunia teater agaknya tidak rela ditinggalkan oleh perempuan Jawa yang cantik ini, yang mencurahkan sepenuh-penuh dedikasi pada seni peran. Rima Melati terisak-isak, Ami Priyono tak dapat menyembunyikan air matanya, dan Teguh Karya berucap, "Tuti terlalu cepat pergi."

Dari sedemikian banyak orang yang mengenal dan dikenalnya dengan baik, hanya sedikit yang mengetahui bahwa kondisi kesehatan almarhumah sudah sangat menurun belakangan ini. Beberapa rekannya di kantor majalah Matra terkejut melihat ia, di tengah kesibukan kerja, diam-diam menelan obat. Waktu ditanya, Tuti meletakkan telunjuk di bibirnya dan bilang, "Tidak apa-apa." Ia kemudian tenggelam lagi dalam kesibukan: menyiapkan artikel, memenuhi undangan seminar, merintis pengembangan perusahaan PT Piranti Esa Nusa (yang bergerak di bidang public relations) yang dipimpinnya. Sebelum itu, Tuti sempat pula bermain dalam film Pacar Ketinggalan Kereta, arahan Teguh Karya.

Kalau melihat semua aktivitas itu, siapa berani menduga bahwa Tuti sakit-sakitan? Ia menyempatkan diri untuk berbagai kegiatan, malah yang tak begitu penting sekalipun. Wanita yang halus tutur katanya ini sekali dua pernah diingatkan agar jangan ngoyo. Namun, ia seperti dikejar waktu. Bahkan selama empat bulan terakhir, Tuti tak sempat memeriksakan kesehatannya ke dokter, meski sejak Januari hal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…