Nkk/bkk: Mahasiswa Jangan Menyerah
Edisi: 24/23 / Tanggal : 1993-08-14 / Halaman : 14 / Rubrik : KOM / Penulis :
Dua tulisan pada Komentar TEMPO, 26 dan 31 Juli, tentang keberadaan NKK/BKK, membuat hati saya terpanggil untuk ikut urun rembuk.
Sebetulnya kedua tulisan yang pro dan kontra itu wajar-wajar saja. Sebab, masalah NKK/BKK, sejak pertama dikeluarkan pada tahun 1978, memang telah menimbulkan polemik yang berkepanjangan, baik di media massa maupun dalam diskusi-diskusi khusus oleh mahasiswa. Dalam konteks kekinian memang masih merupakan perdebatan yang akan tetap aktual. Namun, yang jadi keprihatinan dan ganjalan bagi saya dari kedua polemik itu adalah pengungkapannya yang kurang bijak dan kurang proporsional. Dengan kata lain, terlalu emosional.
Setujunya Ubi pada konsep NKK/BKK karena konsep itu dianggapnya sebagai upaya terobosan untuk meng-counter "politik praktis" di kampus yang, menurut Ubi, menjadi kendala dalam meningkatkan sumber daya manusia yang harus disingkirkan. Dengan adanya program NKK/BKK itu pula, mahasiswa tidak mudah dipolitisasi. Dari alasan inilah, Ubi kemudian harus mengatakan bahwa tak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…