Tragedi Seorang Eks Penguasa ; Tragedi Seorang Bekas Penguasa ; Tragedi Chun Doo Hwan

Edisi: 40/18 / Tanggal : 1988-12-03 / Halaman : 68 / Rubrik : LN / Penulis :


INI memang sebuah tragedi. Chun Doo-Hwan, bekas orang terkuat Korea Selatan, tak bisa berkelit lagi. Dialah presiden Korea Selatan yang pertama kali meletakkan sistem demokrasi dinegerinya dengan menyerahkan kursi kepresidenan secara damai kepada presiden terpilih. Di masa pemerintahannyalah Korea Selatan jadi negeri yang ekonominya berkembang, dan jadi negeri yang diperhitungkan di percaturan internasional.

Kini Chun seolah jadi korban sistem yang diletakkannya sendiri. Ia harus membuat pengakuan dosa di TV, Rabu pekan lalu, tentang peristiwa Kwangju yang makan korban sekitar 200 orang meninggal, dan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Sebenarnya, ia "merasa cukup dengan berdiam diri merenungkan dan menyesali segala kesalahannya" yang ia buat selama masa kepresidenannya dari 1980 sampai 1988. Tapi, "ternyata itu salah. Saya kemudian menyadari bahwa saya tak cuma harus berdiam diri ketika gelombang kemarahan kalian makin besar hari demi hari," kata Chun dalam kata pembuka pengakuan dosaya -- peristiwa yang menyebabkan jalan-jalan di Seoul sepi karena orang nongkrong didepan TV mengikuti pengakuannya.

Chun tampaknya memang runtuh. Ia muncul di depan kamera hanya dibungkus setelan jas hitam tanpa dasi. "Saya merasa sakit dan malu pada masa lalu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Dengan suara lirih dia mengaku bertanggung jawab atas kebocoran uang negara dan tindak kekerasan terhadap kaum oposisi.

Sampai pekan lalu, Chun hanya harus membongkar aib sendiri di depan umum. Sesudah itu, sebagaimana tradisi Konfusianisme di Korea, ia harus menjalani pengucilan diri. Langkahnya gontai ketika meninggalkan rumahnya menuju tempat pengucilan di sebuah kuil Budha dekat perbatasan Korea Utara.

Sementara itu, tuntutan sebagian masyarakat -- terutama para mahasiswa radikal -- agar Chun diusut di depan pengadilan, belum jelas akan dilaksanakan atau tidak. Yang pasti, sudah ada amnesti resmi dari Presiden Roh Tae-Woo, pengganti Chun, Sabtu pekan lalu. Sudah saatnya kini untuk memaafkan Chun Doo-Hwan, kata Roh. Ia sudah menyatakan penyesalannya, karena itu pengadilan formal tak diperlukan lagi. "Tak seharusnya kita membuat masyarakat terus-terusan menderita karena persoalan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…