Ia Datang Dari Kandang Gua

Edisi: 40/18 / Tanggal : 1988-12-03 / Halaman : 71 / Rubrik : LN / Penulis :

SEBUAH kehidupan yang lain, sunyi, jauh dari keramaian dunia, kini dijalani oleh bekas Presiden Chun Doo-Hwan dan istrinya, Lee Soon-Ja. Di Kuil Paekdam, di Gunung Sorak, wilayah pantai timur Korea Selatan, bekas orang kuat itu sejak Rabu pekan lalu menjalani jadwal rutin. Bangun pagi sekitar pukul 4, lalu Chun dan istrinya ikut bersembahyang bersama biarawan di depan patung Budha. Kemudian dilanjutkan makan pagi: nasi dengan sup, tauco, dan asinan -- makan pagi yang sangat sederhana, tapi mungkin sehat, menurut ukuran Korea. Siang harinya mereka bergabung dengan para biarawan, mendengarkan kisah dan ajaran Budha. Pensiunan jenderal ini baru naik ke tempat tidur sekitar pukul 9 malam.

Melengkapi kesunyian kuil adalah nyala-nyala lilin di malam hari. Harap diketahui Kuil Paekdam, kendati dapat dicapai dengan mobil sekitar 5 jam dari Seoul, belum mempunyai listrik. Tampaknya, tempat itu dipilih agar pengucilan diri Chun dan istrinya tak diganggu oleh demonstran yang sampai Sabtu pekan lalu tetap menuntut agar Chun diadili. Namun, keterpencilan itu tampaknya belum dianggap cukup. Tak jauh di bawah kuil yang terletak di kaki gunung, sebuah kamp militer diadakan.

Toh mereka yang menuntut tak surut nyalinya dan tak habis akalnya. Pada Rabu pekan lalu, begitu pecah berita ke kuil tersebut Chun mengucilkan diri, 12 mahasiswa dari perguruan tinggi agama Budha di Seoul, dengan pakaian biarawan, mencoba mendatangi Kuil Paekdam. Gagal, memang. Sepasukan polisi mencegat mereka ketika mahasiwa militan itu masih berada 50 km dari kuil.

Bagi Chun Doo-Hwan, hidup apa adanya sebenarnya bukan hal yang asing. Ia dilahirkan di Desa Naechonri, Provinsi Kyongsang Selatan 57 tahun lalu, sebagai anak keenam dari sembilan bersaudara, dalam keluarga petani yang sangat pas-pasan. Chun…

Keywords: -

---

Foto Terkait