BAYI BERAPI DARI MANGGARAI

Edisi: 48/17 / Tanggal : 1988-01-30 / Halaman : 77 / Rubrik : LIN / Penulis :


LEDAKAN dahsyat itu terjadi pada 29 Desember 1987 subuh. Lidah api berwarna kemerahan muncrat dari balik "selangkangan" Gunung Mandosawu dan Gunung Ranaka. Mula-mula dikira hutan terbakar.

Namun, ledakan beruntun terus terjadi. Esoknya apa yang terjadi baru jelas. "Asap putih mengepul dari longka leke ndereng (lubang tempurung merah)," ujar Cornelis Djulung, warga Kampung Robo, Desa Longko, Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores Tengah.

Itulah lubang sumber petaka yang ada di seputar namparnos -- tebing baru hitam - di lereng Gunung Ranaka, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ia menyemburkan batu-batu hitam bersuhu 1.200ø C dan abu panas dengan suhu 600ø C setinggi 6.000 meter.

Lelehan lavanya memporak-porandakan tebing jalan ke arah pemancar stasiun microwave di Gunung Ranaka. Juga dua buah jembatan. Pohon-pohon empui dan dhora di hutan lindung, tak jauh, dari lokasi kejadian, langsung menguning. Dedaunan berguguran.

Warga penduduk Desa Longko, Nggalak Leleng, dan Mandosawu mulai berarak mengungsi ke Kota Ruteng, sejauh 17 km. Mereka meninggalkan tanaman kopi dan babi peliharaannya. Pemerintah Kabupaten…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…