Mengakhiri Penjajahan Ayah

Edisi: 52/17 / Tanggal : 1988-02-27 / Halaman : 108 / Rubrik : KRI / Penulis :


DESA Lumbansoit, Tarutung, Sumatera Utara, masih diselimuti embun pada subuh itu. Tapi Sunggul Parulian remaja desa itu, sudah berteriak-teriak dengan beringas, "Ayah, di mana kau ? Keluarlah." Sang ayah, Jaudin Hutauruk, yang merasa tempat persembunyiannya sudah diketahui, segera menghambur dari sebuah kilang padi. Jaudin lari sekencang-kencangnya. Tapi dengan belati terhunus, Sunggul mengejarnya. "Daripada Ibu kau siksa terus lebih baik kau saya bunuh," teriak Sunggul.

Sang ayah, yang sudah berusia 55 tahun, kalah cepat. Tak sampai semenit, Sunggul, 17 tahun, sudah mencapainya. "Penjajahan Belanda pun berakhir. Tapi penjajahan ayah terhadap ibu tak berujung," kata Sunggul. Lalu ia menyelipkan pisau ke pinggangnya, dan meraih sepotong kayu yang tergeletak di situ. Dengan balok itu Sunggul menghantam tubuh ayahnya berkali-kali. Jaudin meraung,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…