BURSA OBAT BALI MESTER

Edisi: 12/18 / Tanggal : 1988-05-21 / Halaman : 62 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Supangkat, Jim

PARA pemalsu obat memang dilahirkan untuk menipu. Di sektor ini, para pelakunya tak pernah kehabisan akal. Dana yang mereka kerahkan untuk membuat obat palsu juga tak tanggung-tanggung. Selain berani menggunakan sofi: capsule yang mutakhir, mereka juga mencetak kemaan mahal dari alminum foil.

Namun, jangan sangka"barang-barang mahal" itu dipasarkan di bursa-bursa mewah. Malah sebaliknya, obat-obat palsu yang dibuat dengan dana milyaran rupiah ini dijajakan di pasar-pasar becek atau tok o-toko obat di pertokoan padat, yang discbut juga jalur perdagangan obat tidak resmi. Polisi menyebutnya: penyuplai amatir.

Jalur perdagangan obat tidak legal sudah tersebar di seluruh Indonesia. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa obat resep tidak perlu dibeli di apotek, karena bisa dibeli di toko obat, bahkan di kaki lima dengan harga lebih murah. Di tempat-tempat ini, ragam obat sangat lengkap.

Toko Obat "Sam " di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, adalah sebuah contoh. Toko obat yang punya izin untuk menjual obat-obat bebas ini tampak amat laris. Apa kiatnya? Selain karena pemilik Sam (bukan nama sebenarnya) menguasai seluk-beluk obat - ia pernah kuliah di sebuah fakultas kedokteran - koleksi obatnya pun komplet.

Dan obat yang dijual Sam tidak terbatas hanya pada obat bebas. Bekas mahasiswa kedokteran itu dengan berani menjual obat-obat yang harusnya dibeli dengan resep dokter. Ia ringan saja menerima resep dokter, malah juga tidak ragu menyarankan pemakaian obat sebagaimana layaknya seorang dokter.

"Koh, saya mau beli antibiotik, tapi namanya kok lupa," ujar seorang pembeli. Spontan, dengan lancar Sam balik bertanya secara rinci: untuk indikasi keluhan apa, untuk siapa, dan berapa usianya. Setelah pertanyaannya dijawab, Sam menyodorkan beberapa strip…

Keywords: -

---

Foto Terkait