SETELAH ARISMANTO MENJADI GEPENG

Edisi: 17/18 / Tanggal : 1988-06-25 / Halaman : 97 / Rubrik : OBI / Penulis :


"LA-ilaha-illallah, la-ilaha-illallah ...." Demikian seru Tessy, Subur, bersama sejumlah anggota Srimulat lain. Ini bukan adegan di panggung. Ini di rumah Gepeng, Jumat pekan barusan. Benar, Gepeng meninggal. Jasadnya sudah dalam peti jenazah.

Jasad itu berpakaian beskap lengkap, seperti hendak mendalang. Jenazah ditemani tokoh-tokoh idolanya yang terbuat dari kulit: Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar. Walau upacaranya secara Islam, pihak orangtuanya menginginkan Gepeng dikuburkan dalam pakaian Jawa lengkap. Ini, katanya, sebagai kebanggaan.

Rumah duka penuh pelayat. Di sepanjang jalan, warga Solo berjajar seperti menonton karnaval lewat. Ratusan sepeda motor bergerak serentak, dari Kampung Gremet, Manahan, mengiringi mobil jenazah menuju permakaman Bonoloyo, Solo. Lepas sala Jumat, prosesi pemakaman Gepen diantarkan ribuan orang.

Gepeng, sebuah merk dagang dari industri hiburan, meninggal Kami siang pekan lalu di Rumah Sakit Pant Waluyo. Ia kalah digerogoti liver maag, dan komplikasinya - penyaki yang gejalanya ia rasakan sejak lim. tahun lalu. Sekali-sekali kambuh. Dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…