Adakah Ia Hanya Seorang Betina ...

Edisi: 39/18 / Tanggal : 1988-11-26 / Halaman : 67 / Rubrik : LN / Penulis :


INI bukan pesta gila sesudah subuh. Pagi itu, ingar terdengar di depan sebuah rumah mewah di Kota Larkana, di Provinsi Sind, Pakistan. Ratusan orang berjingkrak-jingkrak sambil bernyanyi, diiringi dentuman tambur yang dipadu dengan tiupan klarinet dan bagpipe. Mereka tak peduli pada tetangga yang masih tidur nyenyak.

Sayang, si empunya rumah, Benazir Bhutto, tak sanggup menahan rasa mengantuk dan letih. Dia tak keluar. Maklum, pada Kamis pekan lalu itu, dia harus memelototi pesawat TV sampai senja hari. Dia menyaksikan perhitungan terakhir hasil pemungutan suara dari pemilihan umum yang baru berlangsung, yang kemudian membuktikan keunggulannya. Meskipun ini sebuah keunggulan yang justru penuh kesulitan.

Tapi toh pesta kemenangan marak di seantero Pakistan. Rakyat tumplek di jalanan. Mereka mengarak ribuan poster Benair dan ayahnya, mendiang Perdana Menteri Ali Bhutto. Ribuan kendaraan bermotor memekakkan telinga dengan bunyi klakson tiada henti. Lalu lintas di seiap kota macet. Memang wajar kalau rakyat Pakistan mendadak jadi urakan. Saat itu adalah hari pertama bagi mereka menikmati kemenangan politik setelah 11 tahun ditongkrongi oleh mendiang Presiden Zia ul Haq. Terlebih bagi para pengikut Ali Bhutto, yang di tahun 1979 dihukum gantung mati di bawah kekuasaan Zia. Dan ternyata, Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang dikomando oleh duet Benazir dan ibunya, memang menang.

Dari 205 kursi parlemen yang diperebutkan, partai oposisi itu berhasil menyabet 92 kursi. Sedangkan Aliansi Demokratik Islami (IDA), lawan terberat PPP, cuma berhasil menggaet 54 kursi. Sisanya dicomot oleh 8 partai kecil dan politikus independen. Belum termasuk 30 kursi tambahan yang dicadangkan bagi 10 politikus non-Islam dan 20 wanita.

Tak tanggung-tanggung pula, Benazir sendiri sukses merebut tiga kursi sekaligus. Yaitu dari daerah pemilihan Kota Larkana, Lahore, dan Karachi. Dan itu sah, karena konstitusi Pakistan tak melarang seorang calon maju di beberapa daerah sekaligus.

Sebaliknya, IDA hanya berhasil mengegolkan Nawaz Sharif, Menteri Besar Negara Bagian Punjab, seorang pengagum…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…