SEPI DI BALE PENI, SAYU DI GIRILAYU

Edisi: 28/17 / Tanggal : 1987-09-12 / Halaman : 28 / Rubrik : OBI / Penulis :


RAMADAN lalu, Gusti Pangeran menziarahi makam ayahnya di Girilayu. Padahal, menurut kepercayaan, itu dipantangkan untuk seorang raja. Tapi ia memang sudah tak lagi berkantor di Bale Peni. Kiai Kanyut Mesem juga berhenti berbunyi. Gamelan yang diboyong dari Demak akhir abad ke-18 itu diam, di pendopo joglo sebelah barat. Sedangkan istana yang berdiri dua abad lalu di jantung Kota Solo itu, 50 meter sebelah utara Jalan Slamet Riyadi, dirangkul sepi.

Para sentono (kerabat) dan abdi dalem (karyawan), seperti merasa ada firasat. Lalu, sejak Rabu malam itu mereka sepakat untuk tuguran, bergadang, dan tirakatan -- karena dua hari sebelumnya Sri Paduka sudah dirawat di ruang Intensive Care Unit RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Pagi 3 September telepon berdering ke Istana. Ternyata, berita duka. Dan itu disambut dengan sedu-sedan, tertahan. Ketika duka jadi beku, pada Kamis pukul 10.05 itu, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunagoro VIII, alias Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Mangkunagoro VIII, 67 tahun, yang nama kecilnya Bandoro Raden Mas Saroso, memang sudah menghadap Ilahi.

Kesehatannya menyusut, dimulai sejak G.P.H. Radityo Probokusumo -- putra makota yang sempat menikah dengan Aktris Erna Santoso dan membuahkan seorang putri -- meninggal (1977) dalam kecelakaan lalu lintas di Solo. Putusnya jalur kasih atau prastowo pegat sih itu memperberat jantungnya, setelah setahun kemudian Gusti Putri Mangkunagoro VIII, garwo padmi (permaisuri), yang juga kakak sepupunya, berpulang. Musibah itu seminggu setelah ia menziarahi pusara anandanya. Setahun berikutnya, meninggal pula menantunya, Peragawan Rahadian Yamin, karena kecelakaan lalu lintas di Lampung.

Duka pun kian panjang. Setelah lima tahun berlalu, Dewan Iradat, lembaga pembantu dalam pemerintahan keraton, membubarkan diri, dan keenam anggotanya mundur. Gelombang yang beruntun ini agaknya semakin bebas memukul-mukul jantungnya. Dan ia terpaksa beberapa kali dirawat di rumah sakit Solo dan Jakarta. Terakhir ia berobat ke Taiwan.

Lalu muncul badai lain -- yang entah membikin batinnya tambah terpukul. Bulan lalu Gubernur Jawa Tengah Ismail melarang Wali Kota Surakarta Hartomo, Bupati Karanganyar Hartono, dan Bupati Wonogiri Oemarsono menerima gelar kehormatan kebangsawanan dari Istana Mangkunegaran.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…