Derita Para Pendatang Haram ; Pendatang Haram Di Malaysia

Edisi: 48/16 / Tanggal : 1987-01-24 / Halaman : 12 / Rubrik : LN / Penulis :


KAWASAN perdagangan Chow Kit, di pusat kota Kuala Lumpur, sore itu masih tetap ramai. Teriakan pedagang kaki lima terdengar di mana-mana. "Dua ringgit... dua ringgit ...." Suara itu berbaur dengan lagu Anak Singkong dari sebuah toko kaset, sedang dari toko yang lain mengalun lagu Minang.

Tiba-tiba, suasana itu mendadak buyar. Banyak pedagang kaki lima yang melarikan diri. Ada razia Kamtib? "Ada siasat," jawab seorang Malaysia berwajah India kepada TEMPO. Maksudnya segera menjadi jelas. Sejumlah polisi Malaysia memang sedang merazia daerah Chow Kit, untuk menangkapi pada pendatang haram. Setiap yang dicurigai sebagai orang Indonesia diperiksa. Begitu diketahui ada yang tak punya paspor atau identity card (IC), semacam kartu penduduk berwarna merah khusus untuk kaum pendatang (imigran), langsung mereka diangkut ke kantor polisi.

Penggerebekan Chow Kit dan sekitarnya Sabtu pekan lalu, misalnya, berhasil meringkus 400 pendatang haram, 350 di antaranya berasal dari Indonesia. Menurut seorang polisi, sasaran razia itu memang pendatang haram Indonesia, karena dua bulan terakhir ini dalam hampir setiap kejahatan - dari samun (penodongan), pecah rumah (pencurian malam hari), sampai perkosaan dan pembunuhan di wilavah itu - selalu melibat pendatang Indonesia. Polisi itu memang tak bisa memberikan data. Tapi melihat sasaran razia - nama sandinya. Operasi Seberang adalah Chow Kit, tak pelak lagi yang dicari adalah orang Indonesia. Pasar yang banyak dihuni pedagang kaki lima, berdekatan dengan pertokoan, itu mirip dengan Pasar Tanah Abang, Jakarta, karena di Choow Kit-lah para pedagang Indonesia berkumpul. Dua bulan lalu, polisi juga mengobrak-abrik kawasan ini dan menjaring 400 imigran gelap, sebagian besar - lagi-lagi - orang Indonesia.

Berbagai kasus kriminal yang dilakukan pendatang Indonesia seakan mencapai puncaknya ketika, 9 Januari yang lalu, 3 orang tahanan asal Indonesia yang dituduh merampok dan membunuh dengan menggunakan senjata api, menyandera Hakim Nyonya Mariana Yahya yang memeriksa mereka di rumah penjara Kuantan. Pihak keamanan Malaysia, yang mengerahkan belasan penembak mahir, berhasil menyelamatkan hakim itu - hanya 24 jam setelah peristiwa. Dua pembajak tertembak mati, dan satu lagi terluka.

Peristiwa dramatis ini tentu saja mendapat publikasi luas di media massa setempat, apalagi kebetulan para pembajak adalah pendatang haram dari Indonesia. Di Jakarta, Jumat yang lalu, Menlu Mochtar Kusumaatmadja merasa perlu menegaskan bahwa terbunuhnya dua orang Indonesia yang dituduh berbuat kejahatan itu tidak akan mempengaruhi hubungan baik kedua negara yang terjalin selama ini. "Pemerintah Indonesia pun akan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…