CORY: SETELAH 100 HARI ; SISA-SISA MARCOS

Edisi: 15/16 / Tanggal : 1986-06-07 / Halaman : 31 / Rubrik : LN / Penulis :


RIBUAN orang itu melangkah, berbaris di belakang sebuah kereta jenazah. Sebuah peti mati yang terbungkus bendera, dengan coretan "Kematian Demokrasi", dimuat di atasnya.

Dan massa itu tidak diam. Mereka bersorak membalas ejekan dan sesekali lemparan batu pcnonton, dengan teriakan-teriakan seperti Marcos Pa Rin (Marcos Lagi).

Mereka memang pendukung Marcos. Jumlah mereka, tatkala pada 17 Mei lalu memulai perjalanan dari Ilocos Norte provinsi kelahiran Marcos di Filipina Utara - cuma ratusan. Gerak jalan menuju Manila menempuh jarak 450 km itu mereka adakan untuk menuntut agar bekas presiden yang kini tersingkir dan tinggal di Hawaii itu diizinkan kembali dari pengasingannya.

Jumat pekan lalu, sejumlah peserta terluka tatkala para pendukung Presiden Cory Aquino menyerbu dan memukuli mereka dengan pentungan, tatkala melewati Tarlac - kota kelahiran Cory. Tapi mereka bergerak terus.

Ketika tiba di Valenzuela, tempat perhentian terakhir sebelum memasuki Manila, jumlah mereka masih kurang dari seribu. Namun, puluhan ribu loyalis Marcos datang bergabung. Senin pagi pekan ini, jumlah mereka telah membengkak hingga sekitar 50 ribu, mereka berbaris menuju Central Manila Park. "Marcos la Rin", teriak mereka berulang kali. Mereka juga mengejek Cory dan menyebutnya "diktator". Sekitar lima ribu orang kemudian berhasil menembus penjagaan polisi dan mengepung gedung parlemen. Polisi harus menembakkan gas air mata buat membubarkan massa tersebut.

Sasaran mereka menyerbu gedung parlemen bukan tidak ada alasannya. Di gedung ini Presiden Cory Selasa pekan ini berpidato menyambut diresmikannya pembentukan Komisi Penyusun UUD Baru, yang juga beranggotakan beberapa pendukung Marcos (lihat Dia Tetap Membawa Bekal Makan dari Rumah).

Unjuk rasa kelompok pro-Marcos tersebut yang terbesar sejak Marcos terjungkir Februari silam. Sebelumnya, jumlah mereka yang berdemonstrasi paling banter sekitar 10 ribu. Kenyataan bahwa unjuk rasa terbesar itu terjadi dua hari menjelang 100 hari usia pemerintahan Cory, Rabu pekan ini, patut direnungkan. Bahwa kaum loyalis bisa mengumpulkan massa yang begitu besar, membuktikan presiden yang tersingkir itu masih punya pendukung.

Kenyataan itu juga menunjukkan apa yang selama ini dianggap kelemahan Cory: toleransinya begitu besar. Ia membiarkan pemerintahannya digerogoti pendukung Marcos, yang membuat kesal banyak pendukungnya. Namun, sikap Cory memang begitu. Ia seorang demokrat, dan tidak mau menghalangi tindakan loyalis Marcos tersebut selama masih dalam batas yang diizinkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…