MARCOS: MAJU KENA MUNDUR KENA ; MARCOS JUGA YANG KALAH

Edisi: 51/15 / Tanggal : 1986-02-15 / Halaman : 20 / Rubrik : LN / Penulis :


TIDAK ada lagi gejolak di Filipina ketika hari pemilu tiba, Jumat pekan silam. Riuh rendah kampanye sudah berakhir. Pada hari itu, 26,2 juta pemilih dengan tenang dan berdisiplin menggunakan hak pilihnya pada 85.000 precinct -- sama dengan tempat pemungutan suara (TPS) di sini -- yang tersebar di 74 provinsi. Paling tidak selama delapan jam pemungutan suara, dari pukul 7 pagi sampai pukul 3 siang, keadaan relatif normal. Dan, ini benar-benar di luar dugaan.

"Kami menginginkan perubahan." Itulah alasan banyak pemilih kalau ditanya mengapa mereka ikut pemilu. Waswas dan rasa takut pada mereka bukan tidak ada. Apalagi menjelang pemilu, para perusuh, sebagian bersenjata, telah melancarkan intimidasi dan memancing kerusuhan di berbagai tempat. Sehari sebelum pemilu, misalnya, dua orang anggota partai oposisi UNIDO ditembak mati di Davao, Mindanao. Pada waktu bersamaan, 2.200 kotak suara, yang sudah terisi penuh, ditempatkan di daerah pemilihan Lanao.

Hal-hal seperti itu agaknya sudah tidak membuat rakyat kaget lagi. Contohnya, pada hari Jumat, banyak calon pemilih kehilangan hak suara, hanya karena nama mereka tidak tercantum dalam daftar pemilih. Di Manila saja, diperkirakan 350.000 dari 4,4 juta warga yang berhak memilih mengalami nasib serupa. Tapi mereka memprotes dengan tertib. Tidak ada gebrakan, tidak ada kemarahan.

Gebrakan dan kejutan justru datang dari Ferdinand Marcos dan Corazon (Cory) Aquino, dua calon presiden yang akan menentukan jalan sejarah negeri ini. Kendati masa kampanye sudah berakhir, Marcos ternyata belum terbebas dari tingkah laku jor-joran. Dalam satu keterangan pers di Batac, Ilocos Norte, Marcos menyatakan bahwa ia akan menang dengan keunggulan suara 63 persen. Di Manila, sepulang dari Batac -- kampung kelahiran Marcos, dan tempatnya memasukkan suara -- ia untuk kedua kali meramalkan akan menang dengan keunggulan 2,1 juta suara.

Cory rupanya tidak mau ketinggalan. Sesudah memasukkan surat suara di sebuah TPS di Tarlac, kepada khalayak yang berkumpul di sekelilingnya, Cory berkata, "Hari ini adalah hari saya. Saya tidak pernah merasa begitu yakin seperti sekarang. Saya akan menang, berkat bantuan semua rakyat Filipina. Dan saya berterima kasih pada Anda semua, semoga kita berjumpa lagi dalam upacara pelantikan saya." Sabtu esoknya, dalam sebuah konperensi pers di Makati, Manila, Cory pada kesempatan itu untuk pertama kali diperkenalkan sebagai "presiden terpilih", padahal pemilu baru beberapa jam saja berakhir, dan penghitungan suara jauh dari selesai.

Memang, menurut catatan National Citizens Movement for Free Election (Namrel), Cory unggul dengan hampir satu juta suara. Tapi, itu tentu bukan alasan untuk memastikan bahwa seorang kandidat sudah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…