Menjinakkan Rambo Cagayan

Edisi: 35/16 / Tanggal : 1986-10-25 / Halaman : 17 / Rubrik : LN / Penulis :


MENHAN Juan Ponce Enrile tidak lagi menahan diri. Dalam dua pekan terakhir, ia kian "mengganas", hingga pentas politik Filipina gonjang-ganjing. Tak ubahnya orang kalap, selama dua minggu belakangan, kerja Enrile cuma bicara, bicara, dan terus bicara. Kata-katanya berubah jadi senjata, dan ini saja sudah terasa mengancam kestabilan politik negeri itu.

Untuk meredakan suasana, Presiden Corazon Aquino meminta Wapres Salvador (Doy) Laurel agar membatalkan keberangkatan ke Jakarta, Sabtu lalu. Jose Ingles ditugasi menggantikan Laurel dalam sidang para menlu MEE-ASEAN, sedangkan Doy dipercaya menjadi penghubung antara Presiden dan Menhan. Tidak jelas benar bagaimana ia melaksanakan peran baru yang sangat menentukan itu. Namun, karena ada hal-hal yang diduga hanya bisa dicurahkan Enrile kepada Doy Laurel, maka "curahan" itu setidaknya dapat menjernihkan suasana.

Kabarnya, memang itulah yang terjadi, Senin pekan ini. Di tengah badai spekulasi konflik Cory-Enrile, kedua tokoh kabarnya sempat bicara empat mata selama lima menit. Tak jelas apa yang mereka bahas tidak pula bisa ditebak apa hasilnya. Yang pasti, keadaan sedikit tertolong, karena pihak militer bisa bersikap netral, seraya tetap menempatkan diri sebagai abdi yang baik, terhadap Cory…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…