Gagalnya Sebuah Persekongkolan ... ; "rambo" Enrile Tersingkir

Edisi: 40/16 / Tanggal : 1986-11-29 / Halaman : 16 / Rubrik : LN / Penulis :


LAGI, unuk kedua kali, percobaan kudeta terpatahkan, Minggu silam dini hari. Sekitar 12 jam kemudian, Menhan Juan Ponce Enrile menytakan pengunduran dirinya secara resmi kepada Presiden Corazon Aquino di Malacanang. Tidak ada bukti bahwa ia berada di balik plot kudeta, tapi juru bicara Presiden, Teodoro Benigno, memastikan bahwa anak buah Enrile akan memberi dukungan militer, begitu pula segelintir perwira yang merasa tidak puas. Menurut Benigno, plot kudeta sudah diketahui hari Jumat dari seorang anggota RAM -- singkatan dari Reform the Armed Forces Movement -- yakni sekelompok perwira yang bernaung di bawah Enrile dengan pasukan kawal bekas menhan itu sebagai intinya.

Tentang ini, pengganti Enrile, Letjen (pur) Rafael M. Ileto, menyatakan Senin baru lalu bahwa, "Plot kudeta itu masih berupa desas-desus, begitu pula keterlibatan RAM di dalamnya." Ileto, yang sebelumnya menjabat sebagai deputi menhan, menambahkan bahwa untuk itu sudah mulai dilakukan pengusutan informal, yang kalau perlu kelak bisa ditingkatkan pada pengusutan formal. Ada kesan bahwa Ileto bertindak hati-hati sekali, mungkin demi persatuan dan keutuhan AFP (angkatan bersenjata Filipina).

Kisah sekitar kudeta itu sendiri, seperti yang diungkapkan sumber-sumber militer sedikit lebih menarik dibanding plot kudeta Operation God Save the Queen, awal November lampau. Para pelakunya bermaksud melancarkan perebutan kekuasaan dengan perhitungan Kastaf AFP Jenderal Fidel Ramos berada di pihak mereka. Seorang tokoh RAM, Kapten Al Boy Turingan, menghubungi Ramos Sabtu malam, mengajaknya bergabung dalam percobaan kudeta itu. Tapi Jenderal berbintang empat ini menolak dengan alasan, "Kesetiaannya mutlak ditujukan kepada Presiden." Mendengar ini, Turingan menjawab, "Kalau begitu, kami jalan sendiri."

Tiga tujuan utama kudeta ialah: mengadakan sidang Batasang Pambansan (parlemen warisan Marcos yang dibubarkan Cory Maret silam), meniadakan lembaga kepresidenan, lalu melantik seorang penjabat presiden yang tidak lain dari Nicanor Yniguez, bekas ketua Batasang. Dua batalyon dari Bicol, yang dipimpin anggota RAM, meluncur ke Manila Sabtu malam. Target mereka gedung parlemen. Tapi berkat gerak cepat Jenderal Ramos, gedung itu sudah diamankan lebih dulu oleh satuan angkatan udara yang pro-Cory.

Minggu dinihari itu juga, lebih dari selusin kendaraan lapis baja dikerahkan memagar ketat Jembatan Mendiola, di luar Malacanang, sementara prajurit bersenjatakan M-16 berjaga-jaga di setiap pojok Istana. Sebuah truk mengambil posisi di balik sebuah gerbang Malacanang, sedang satu kendaraan lapis baja mengawal di pintu rumah Presiden Aquino di Aguiler, tak jauh dari Istana. Beberapa tempat lain juga diamankan, seperti stasiun TV Saluran 4, Radio ng Bayan, dan Radio Veritas.

Tapi siaga penuh cuma berlangsung beberapa jam. Suasana Malacanang kembali seperti biasa, para menteri sudah sejak pagi-pagi bergegas ke sana, mungkin karena adanya sidang kabinet khusus hari itu. Para wartawan sudah berkumpul, lama sebelum Cory berpidato tentang pengunduran diri Enrile dan pelantikan penggantinya, Rafael Ileto. Keputusan bersejarah itu mengejutkan banyak orang. Memang sesuatu yang besar diperkirakan akan terjadi, tapi tidak seorang pun menduga bahwa semuanya berawal dari kedatangan kombi Menhan Enrile yang memasuki Malacanang Minggu sekitar pukul 13.47. Cory menerima Enrile di ruang kerjanya di lantai II Wisma Tamu selama 16 menit. Sesudah itu, tanpa menghadiri sidang kabinet, Enrile bergegas ke kombinya yang antipeluru, dan segera meninggalkan Malacanang. Ia tampak tenang, melambaikan tangan pada wartawan, padahal baru saja selesai dengan pertemuan yang begitu menentukan, tidak saja dalam kariernya sebagai politikus, tapi di pihak lain penting bagi pemerintahan Aquino.

Kolumnis terkenal Luis Beltran melaporkan bahwa Enrile tampak cerah sehabis pertemuan. Juru bicara Malacanang, Teodoro Benigno, mengulangi komentar Cory yang mengatakan pembicaraannya dengan Enrile berlangsung "tenang dan teduh". Adalah Enrile yang pertama kali menyatakan pengunduran dirinya, sementara menteri yang lain baru diimbau untuk melakukan hal yang sama. "Mereka yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…