Sebuah Kompromi Yang Rapuh

Edisi: 41/16 / Tanggal : 1986-12-06 / Halaman : 27 / Rubrik : LN / Penulis :


GENCATAN senjata dengan pemberontak komunis akhirnya tercapai juga, tiga hari sesudah Juan Ponce Enrile dibebastugaskan dari jabatannya sebagai menhan. Disaksikan 300 orang lebih, penandatanganan gencatan senjata berlangsung Kamis, 27 November, tepat pada hari ulang tahun ke-54 Almarhum Benigno "Ninoy" Aquino, suami Presiden Corazon Aquino. Inilah sebuah sukses, yang mungkin juga merupakan awal ke arah terciptanya stabilitas politik di Filipina.

Sebelumnya, banyak yang pesimistis, tidak yakin perundingan akan berhasil. Mereka ragu karena aksi-aksi kekerasan yang terus dilancarkan gerilyawan komunis NPA terakhir mereka membantai politikus pengusaha David Puzon. Di samping itu, ada yang memang tidak bisa percaya pada ketulusan pemberontak. Di antaranya termasuk Kastaf AFP (angkatan bersenjata Filipina) Jenderal Fidel Ramos, yang tiap kali menandaskan, "Ketulusan komunis masih harus dibuktikan."

Di bawah "tekanan" Ramos, Cory menetapkan batas akhir perundingan, 30 November 1986. Ia juga mengultimatum, kalau deadline itu tidak terpenuhi, pemerintah akan berpaling pada militer. Ternyata, Cory memperoleh apa yang diinginkannya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…